![](https://jurnalmataraman.com/wp-content/uploads/2022/04/IMG-20220425-WA0007-700x300.jpg)
Tulungagung,jurnalmataraman.com, Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah menyelenggarakan Rembuk Stunting Kabupaten Tulungagung Tahun 2022, yang digelar Crown Victoria Hotel. yang dibuka oleh Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, SE, beberapa waktu lalu.
Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan menjadi salah satu permasalahan strategis yang dihadapi Kabupaten Tulungagung, khususnya dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Rembuk Stunting merupakan salah satu langkah dalam percepatan penurunan stunting, yang merupakan bagian dari 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stuntibg, mencakup: Analisis Situasi Program Pencegahan Stunting, Penyusunan Rencana Kegiatan, Peran Desa, Pembinaan Kader Pembangunan Manusia, Sistem Manajemen Data, Pengukuran dan Publikasi Stunting, serta Reviu Kinerja Tahunan.
Pada September 2021 terdapat 2.101 anak dengan prevalensi stunting 4,52 persen. Untuk meningkatkan efektivitas kebijakan penurunan stunting ini, Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah menetapkan 13 desa sebagai lokasi fokus penanganan stunting dan untuk tahun 2023 direncanakan penambahan lokasi menjadi sebanyak 20 desa.
Wakil Bupati tulungagung Gatut Sunu Wibowo SE. Mengatakan “Stunting dapat menjadi ancaman dalam periode bonus demografi karena balita stunting, apabila tidak ditangani sejak dini, berpotensi mejadi generasi muda yang tidak produktif, bahkan menjadi beban nasional”.
Dalam penanganan stunting, Pemerintah Kabupaten Tulungagung menargetkan pada 2030 telah bebas dari stunting atau zero stunting. Untuk mencapai target ini, dibutuhkan peran serta berbagai komponen, termasuk TP- PKK dan pihak terkait lainnya.
Ketua TP-PKK Kabupaten Tulungagung, Ny. Siyuk Rihayati Maryoto Birowo, dalam sambutannya menyampaikan, dalam pencegahan dan penanganan stunting TP-PKK telah melakukan sejumlah upaya, diantaranya. pertama, sosialisasi secara berjenjang dan berkelanjutan terkait pencegahan dan penanganan stunting agar para kader diharapakan mampu memberikan penyuluhan tentang pencegahan stunting melalui pola asuh anak selama 1000 hari pertama kehidupan. kedua, monitoring pelaksanaan bulan timbang dengan tujuan agar kader posyandu dapat mengukur tinggi dan berat badan anak dengan baik dan benar. ketiga, aktif bekerjasama dengan perangkat daerah terkait dalam memberikan bantuan bagi balita stunting , serta aktif melaksanakan lomba memasak makanan bergizi seimbang untuk pencegahan stunting, dengan harapan agar ibu-ibu lebih kreatif dalam menyiapkan sajian bergizi di rumah serta pemanfaatan pekarangan rumah.(bond)