Kediri,jurnalmataraman.com – Dugaan pencemaran limbah pada sumur milik warga di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, mendapat perhatian serius dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri. Setelah melakukan observasi awal, pada hari Minggu (13/4), tim DLH turun langsung ke lokasi untuk melakukan pengambilan sampel air dan tanah.
Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air dari 12 titik lokasi.
“Tujuh titik berasal dari sumur warga yang diduga tercemar, sedangkan lima lainnya berada di sekitar sumur yang terindikasi terdampak,” ujar Putut.
Selain air, tim DLH juga mengambil sampel tanah dari area timbunan blotong (limbah ampas tebu) serta dari pekarangan rumah warga. Seluruh sampel tersebut selanjutnya akan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan uji kandungan, terutama kandungan bahan berbahaya dalam air tanah.

Putut juga menyampaikan bahwa pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait guna memastikan pasokan air bersih bagi warga yang terdampak pencemaran, khususnya untuk keperluan memasak dan air minum.
Sementara itu, Munaim, salah satu warga terdampak, mengatakan bahwa hari ini sejumlah warga telah bertemu dengan perwakilan pabrik gula serta pemerintah desa. Pertemuan tersebut membahas upaya penyaluran air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga yang sumurnya tak lagi bisa digunakan.
Pencemaran ini juga menarik perhatian sejumlah pemerhati lingkungan, termasuk Koordinator Forum Kali Brantas, Candra Iman Asrori. Ia datang langsung ke lokasi untuk melakukan uji cepat (rapid test) terhadap air sumur milik warga.
“Dari tiga sampel sumur yang kami uji, seluruhnya tidak layak konsumsi karena mengandung fosfat dan nitrit yang melebihi ambang batas baku mutu,” ungkap Candra.

Forum Kali Brantas mendesak agar dilakukan investigasi mendalam serta langkah penanganan serius agar pencemaran tidak meluas dan membahayakan kesehatan masyarakat.
(editor : Trias M.A)