Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Kreasi warga binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung patut di apresiasi. Warga binaan lapas itu melestarikan budaya jaranan, setelah belasan tahun vacum.
Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung, Tunggul Buwono mengatakan, terbentuknya kelompok jaranan di dalam lapas, merupakan inisiatif sendiri dari warga binaan yang memiliki latar belakang seniman jaranan. Bermula hanya lima warga binaan, hingga kini terbentuk empat kolompok jaranan di Lapas Kelas IIB Tulungagung.
“Jadi lima warga binaan itu awal mulanya bergeriliya untuk mencari warga binaan lain yang memiliki skill dalam menari jaranan. Hingga kini terbentuk empat kelompok jaranan kreasi di dalam lapas,” tuturnya.
Tunggul menjelaskan, karena sudah terbentuk beberapa kelompok jaranan, mereka mengajukan kepada petugas untuk bisa mewadahi kelompok jaranan tersebut. Akhirnya dari petugas lapas, menurunkan pelatih untuk melatih kelompok jaranan tersebut.
“Ke empat kelompok jaranan itu memiliki kreasi tari yang beragam. Jadi kreasinya tidak ada yang sama antar kelompok jaranan,” jelasnya.
Menurut Tunggul, keberadaan kelompok jaranan di dalam Lapas Kelas IIB Tulungagung memang sudah lama vacum. Setidaknya sudah 15 tahun tidak ada kelompok seni jaranan di dalam Lapas Kelas IIB Tulungagung.
“Kelompok jaranan ini baru terbentuk dua bulan. Dan ini merupakan hal yang sangat postif, melihat sudah 15 tahun tidak ada kelompok seni jaranan di dalam lapas,” ujarnya.
Bertepatan dengan adanya, hari bakti kemasyarakatan ke 58 tahun 2022, pihaknya melombakan kelompok jaranan dalam kegiatan pekan olahraga dan seni (Porseni). Ke empat kelompok jarana yang dilombakan, berasal dari lintas blog dengan berbagai latar belakang kasus yang berbeda.
“Jadi sekalian kami lombakan seni jaranan. Disamping juga ada perlombaan lainya. Seperti lomba voli, tenis meja, bulu tangkis dan lomba jaranan itu sendiri,” pungkasnya. (mj/ham)