Tulungagung, jurnalmataraman.com, Setiap bulannya, sebanyak ratusan pelanggan pasca bayar Unit Pelayanan Pelanggan (ULP) PLN Tulungagung menunggak pembayaran.
Manager ULP PLN Tulungaung, Resma Dwida Pantri mengatakan, saat ini ULP PLN Tulungagung memiliki sebanyak 190 ribu pelanggan.
Dari total pelanggan tersebut, sekitar 65 persen pelanggan pasca bayar, sedangkan 35 persen pelanggan pra bayar.
Dari kedua pelanggan itu, pelanggan pasca bayar masih tergolong sering menunggak pembayaran.
“Sebenarnya jumlah pelanggan yang menunggak semakin minim, tetapi masih tetap ada yang menunggak. Per bulan biasanya ada 100 pelanggan atau bahkan di bawah itu,” katanya.
Resma mengungkapkan, bahwa batas akhir pembayaran listrik bagi pelanggan pasca bayar pada tanggal 20 di setiap bulannya.
Jika pelanggan menunggak, secara aturan maka petugas PLN berhak melakukan pemutusan segel arus listrik.
Namun, jika bulan kedua pelanggan tetap tidak melakukan pembayaran listrik pada bulan sebelumnya, maka petugas akan mencopot meteran.
Kemudian jika masuk bulan ketiga pelanggan tetap tidak membayar, terpaksa petugas akan melakukan pemutusan jaringan listrik.
“Tetapi untuk pelanggan di Tulungagung, rata-rata tunggakan pertama langsung dibayar, jadi tidak sampai dicopot meterannya atau justru jaringannya diputus,” ungkapnya.
Melihat kondisi itu, Resma menambahkan, pihaknya memiliki rencana mengajak para pelanggan pasca bayar untuk beralih menggunakan meteran listrik pra bayar agar tidak lagi ada pelanggan PLN yang melakukan penunggakan setiap bulannya.
Namun, masih ada beberapa pelanggan yang enggan beralih ke meteran pra bayar dengan alasan tertentu.
“Kalau secara aturan, biarpun berbulan bulan tidak diisi token, meteran pra bayar tidak akan diputus atau dibongkar. Paling cuma tidak bisa menggunakan listrik kalau token habis,” pungkasnya. (rga/mj)