Tulungagung, jurnalmataraman.com – Kemarau panjang tahun ini membawa berkah tersendiri bagi petani tembakau di Tulungagung. Tanaman tembakau tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang bagus. Menurut salah seorang petani tembakau di Desa Gempolan, Kecamatan Pakel, Tulungagung, Sukeni, kualitas daun tembakau di tahun 2024 ini lebih baik dibanding masa tanam tahun lalu.
Sukeni mengatakan, cuaca panas tanpa ada hujan di musim kemarau ini juga membuat tingkat kematian tanaman tembakau minim, sehingga kuantitas hasil panen juga meningkat. Meski begitu, harga daun saat ini tembakau merosot hingga 50 persen. Jika pada musim panen tahun lalu harga daun tembakau basah bisa mencapai 1 Juta Rupiah per kuintal, pada musim panen kali ini harga berada di kisaran 500 Ribu Rupiah per kuintal.
“Hasilnya lumayan, cuman harganya merosot dibanding tahun kemarin sangat jauh, sekarang pasarannya 500 per kuintal sedangkan untuk tahun kemarin sekitar 1.500,” ungkap Sukeni petani tembakau.
Selain dipengaruhi faktor produksi yang melimpah, turunnya harga daun tembakau juga karena belum banyak pedagang tembakau luar kota yang mencari barang dengan kondisi seperti itu, para petani di tembakau di Tulungagung lebih memilih mengolah mengeringkan tembakaunya sendiri daripada menjual daun tembakau basah.
Sukeni menambahkan, pada tahun ini petani masih diuntungkan dengan harga krosok atau daun tembakau kering sisa yang tidak bisa diolah menjadi tembakau iris. Harga krosok yang mencapai harga Rp. 20.000 per Kilogram, dinilai bisa mengganti biaya pupuk.
Penulis : Agus Bondan
Editor : Rindi Dwi