Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) di Tulungagung kini menerapkan penyaluran secara tunai. Artinya penggunaan sistem e-warung serta suplayer sudah tidak digunakan lagi.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tulungagung, Suyanto mengatakan, berdasarkan intruksi Presiden Republik Indonesia, untuk penyaluran BPNT akan diubah menjadi penyaluran uang tunai melalui kantor pos.
“Kalau penyaluran secara tunai itu lebih mudah untuk disalurkan kepada KPM,” tuturnya.
Yanto menjelaskan, penyaluran secara tunai juga dapat menghindari penyelewengan BPNT oleh oknum-oknum tertentu. Karena untuk penggunaan sistem e-warung dan suplyer sudah tidak digunakan lagi.
“E-warung dan suplayer bukan bentukan dari Dinsos Tulungagung. Dan aturan penyaluran langsung tunai itu dari pusat. Jadi harus mengikuti aturan dari pusat,” jelasnya.
Disinggung, bagaimana jika e-warung yang sudah terlanjur membeli komoditi BPNT, Yanto mengungkapkan bahwa bukan kewenangan pihaknya untuk menjawab hal tersebut. Kewenangan itu berada di Presiden.
Dia melanjutkan, sekarang BPNT berganti nama menjadi BPNT/Sumbangan Ssmbako. Terkait berapa lama penyaluran langsung tunai ini, pihaknya masih mendapatkan intruksi penyaluran sekali untuk periode tiga bulan.
“Apakah akan menggunakan penyaluran secara tunai terus atau tidak kami masih belum tau. Yang jelas dalam penyaluran kali ini akan menggunakan tunai langsung untuk perioder Januari hingga Maret 2022 yang akan disalurkan pada Februari 2022,” ungkapnya.
Yanto juga menerangkan bahwa untuk saat ini KPM BPNT di Tulungagung mengalami penurunan berdasarkan data Kemensos. Pada awal 2021 lalu total KPM sebanyak 71.000. Pada akhir 2021 berkurang menjadi 55.000 KPM. Sedangkan untuk 2022 total KPM hanya 36.000.
“Kami hanya menerima data dari pusat. Karena untuk verifkasi dan penetapan KPM berada di pusat,” ujarnya.
Sementara itu, Eksekutif Manager Kantor Pos Tulungagung, Edi Mulyo Utomo menambahkan, untuk skema penyaluran BPNT tunai kepada KPM akan menggunakan tiga skema. Yakni, penyaluran akan dilaksanakan di kantor pos, melalui komunitas dan door to door untuk KPM yang sedang sakit.
“Rencana kami penyaluran BPNT tunai dalam minggu ini. Kami juga sedang mempersiapkan untuk proses penyaluran kepada KPM,” tambahnya.
Edi menerangkan, untuk penyaluran melalui kantor pos akan dilakukan pada setiap kecamatan. Dalam satu kecamatan akan ada tiga sampai lima titik penyaluran, tergantung jumlah KPM yang berada di kecamatan tersebut.
“Nantinya KPM akan menerima surat pemberitahuan penyaluran BPNT. Setelah mendapatkan, KPM bisa datang ke kantor pos dengan membawa surat pemberitahuan, kartu keluarga dan KTP. Jika KPM tidak bisa datang, dapat diwakilkan oleh keluarga dalam satu KK,” terangnya.
Bagaimana jika pada waktu penyaluran KPM berhalangan hadir, Edi mengatakan bahwa kantor pos akan memberikan tenggang waktu dua hari dari waktu penyaluran yang ditetapkan agar KPM bisa melakukan pencairan.
“Jika KPM ternyata meninggal maka uang akan dikembalikan pada negara,” ucapnya.
Edi menjelaskan, untuk penyaluran BPNT tunai, KPM akan mendapatkan Rp 600 Ribu untuk periode Januari hingga Maret 2022. Pasalnya, tiap bulan KPM mendapatkan Rp 200 Ribu dan penyaluran langsung tunai ini, dilakukan sekali untuk tiga bulan sekaligus.
Seperti diketehui bahwa, pada penyaluran BPNT yang berupa komoditi sembako di Tulungagung sebelumnya sempat terjadi dugaan penyelewengan. Seperti total komoditi sembako tidak mencapai Rp 200 Ribu, penyaluran yang tidak sesuai dengan Pedum hingga adanya dugaan beberapa oknum yang bermain dalam menyediakan komoditi sembako untuk BPNT. (mj/ham)