Kediri, jurnalmataraman.com – Berkat keuletannya dalam membudidayakan burung kenari jenis merah lokal atau yang biasa disebut kenari merlok, Hariadi berhasil meraup cuan yang tidak sedikit. Dalam sebulan, pria yang juga bekerja sebagai karyawan di salah satu rumah sakit di Kota Kediri ini mampu mendapatkan penghasilan tambahan sebesar Rp 3-4 juta dari penjualan kenari hasil budidayanya.
Hariadi mengaku tidak pernah kesulitan menjual kenari-kenari hasil budidayanya. Pasalnya, permintaan terhadap kenari merlok terbilang tinggi di kalangan pecinta burung. Kenari merlok memiliki keunikan tersendiri, terutama dari sisi warnanya yang cerah dan menarik.

Dalam hal perawatan, Hariadi menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kenari merlok dengan kenari pada umumnya. Namun, untuk menjaga warna merahnya tetap pekat dan menyala, kenari merlok perlu diberikan makanan ekstra berupa sawi hijau. Sawi hijau mengandung betakaroten tinggi yang membantu memperkuat warna merah pada burung.
“Kita mainnya merlok merah lokal, kita harga jualnya kita keluarkan yang anak, untuk anaknya harganya masih bisa terjangkau usia 2-3 bulan kita jualnya 350 ribu dan untuk dewasa 900 ribu sampai 1 juta, alhamdulillah peminatnya cukup tinggi kita juga melayani online dengan pengiriman seluruh wilayah jawa melalui jalur kereta,” ujar Hariadi.
Pembeli kenari hasil budidaya Hariadi tidak hanya berasal dari Kediri, tetapi juga dari berbagai kota seperti Blitar, Tulungagung, Sidoarjo, hingga Surabaya. Untuk satu ekor kenari merlok anakan (usia 3 bulan), Hariadi menjualnya dengan harga Rp 300-400 ribu. Sementara untuk kenari merlok dewasa, harganya bisa mencapai Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung kualitas burung. Kisah sukses Hariadi ini membuktikan bahwa hobi yang ditekuni dengan serius dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Editor : Fikri Fadhlul Aziz
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa