
Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa di Desa/Kecamatan Ngunut memiliki pabrik kerajinan logam paling tua di Tulungagung. Pabrik ini telah beroperasi sejak 1950-an dan masih bertahan hingga saat ini. Bahkan pabrik ini juga menjadi langganan para pejabat nasional.
Pabrik kerajinan logam tertua, kini dikelola oleh Murtadji. Menurutnya usaha kerajinan logam ini merupakan warisan dari ayahnya, sehingga Murtadji belajar perihal dunia logam dari sang ayah.
“Sejak kecil saya telah melihat ayah bekerja cetak logam seperti ini. Sehingga selain melihat, saya juga ikut belajar cetak logam dari beliau. Namun ayah saya sakit parah hingga akhirnya meninggal tahun 1967,” ujarnya.
Sebelum ayahnya meninggal, Murtadji sempat merintis karir di perusahaan yang di luar keluarganya. Saat itu umurnya masih 16 tahun, dia berinisiatif bekerja di perusahaan jasa atribut TNI di Ngunut. Hingga akhirnya pada tahun 1967 Murtadji meneruskan usaha keluarga setelah ayahnya meninggal, karena tidak ada ada lagi selain dirinya yang bisa mengelola pabri logam itu.
Sebelum ada perusahaan atribut TNI di wilayah Kecamatan Ngunut seperti yang terkenal yaitu milik Goeno dan SKD Production, pabrik milik Murtadji sudah aktif produksi terlebih dahulu. Karena hanya perusahaanya yang memiliki cetakan logam. Sehingga perusahannya menjadi pioneer perusahaan logam di wilayah Tulungagung dan banyak perusahaan logam yang belajar dan bekerjasama dengan perusahaan Murtadji.
Perusahaan Murtadji pernah mengalami masa puncaknya ketika di tahun 1980-an. Saat itu masih belum ada peruhaan logam selain dari pabriknya sehingga produk-produk tidak ada yang menyaingi. Namun masuk tahun 1990 beberapa perusahaan logam di Tulungagung mulai tumbuh. Lalu, perusahaan Murtadji dengan yang lain mulai bersaing, namun produksinya memilik perbedaan tersendiri dari bentuk hingga bahan-bahan yang asli dari teknisi sendiri.
“Bila di pabrik lain banyak yang operasional dari tangan kedua, bukan dari teknisi sendiri. Sehingga tidak memiliki original produk dari perusahaannya,” terangnya.
Jika dihitung-hitung Murtadji telah mengelola pabrik yang bernama CV Logam Indonesia selama 54 tahun. Konsumennya dari penjuru tanah air, dari kapolres, kapolda, walikota, bupati bahkan mantan Kapolri Tito Karnavian pernah memesan atribut ke perusahaanya. Karena produk yang dibuatnya asli dari bahan-bahan seperti emas, kuningan, dan logam yang lain.
Laki-laki lanjut usia itu mengatakan, bila Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar pernah datang dan memesan atribut ke perusahaanya. Dia senang bukan kepalang, karena dapat melayani para pejabat daerah.
“Produk bervariasi dari ratusan ribu hingga jutaan,” jelasnyanya.
Murtadji menceritakan bila perusahaannya bisa cetak berang-barang yang terbuat dari logam selain atribut ASN. Produk terbarunya kini dia membuat alat-alat traffic light yang dipesan dari perusahaan pemegang tender. Terdapat puluhan traffic light yang masih dalam produksi, ada yang masih proses pembuatan hingga pengecatan.
Di luar kehebatan perusahaannya, Murtadji mengkhawatirkan terhadap perusahaanya yang belum ada seseorang yang dapat menjadi penerus setelah dirinya tidak bisa mengelola. Karena dari tujuh anaknya sebagian tidak memiliki ilmu yang dapat mengelola perusahaan. Sebenarnya terdapat anak perempuannya yang sekolah manajemen hingga ke Inggris yang dapat meneruskan, namun sang anak belum tertarik untuk mengelola perusahaan tersebut.
Kini anak perempuan Murtadji sedang bekerja di perusahaan swasta di Jakarta sejak lulus kuliah tiga tahun lalu. Dia tidak memaksa bila anaknya memang tidak ada niatan untuk meneruskan perusahaannya. Nantinya dia akan mencari orang yang dapat dia percaya dari keluarganya atau dari orang luar, sehingga perusahaan logam yang didirikan dapat terus berjalan.
“Saya berharap ada anak saya yang dapat meneruskan perusahaan saya ini. Namun bila tidak ada, terpaksa orang luar yang dapat saya percayai,” pungkasnya.