Tulungagung, jurnalmataraman.com, Bertempat di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Bupati Tulungagung Drs.Maryoto Birowo,MM dan Ibu Siyuk Rihayati Maryoto Birowo bersama Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo,SE dan jajaran Forkopimda Kabupaten Tulungagung beserta ibu menerima kunjungan kerja Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X beserta rombongan Tim Kesenian Keraton Ngayogyakarta yang dipimpin oleh Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro dalam rangka Muhibah Budaya Mataraman Yogyakarta di Kabupaten Tulungagung mulai pukul 18.00 WIB.
Acara Gelar Muhibah Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Tulungagung malam ini mengangkat tema “Merajut Budaya Mataram dari Yogyakarta untuk Indonesia”. Muhibah budaya merupakan satu rentetan historis dari suatu daerah atau kawasan di Indonesia yang memiliki ikatan budaya mataram dengan Yogyakarta. Merupakan suatu kehormatan dan kesempatan yang sangat berharga bagi Kabupaten Tulungagung menjadi salah satu daerah yang menjadi pelaksanaan Muhibah Budaya Yogyakarta ini.
Bupati Maryoto Birowo dalam sambutannya menyampaikan bahwa atas nama pribadi, masyarakat Tulungagung dan Pemerintah Kabupaten Tulungagung menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan ucapan selamat datang kepada Bapak Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X. dan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro beserta jajaran Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. “Sudah kepareng rawuh di Kabupaten Tulungagung untuk merekatkan tali silaturahmi,” ucapnya.
Selanjutnya Bupati Maryoto menjelaskan bahwa hubungan sejarah antara Yogyakarta dan Tulungagung sangat kuat bahkan sampai sekarang, hal ini ditandai dengan salah satu warisan dari Jaman Mataram Islam berupa pusaka berwujud Tombak Kanjeng Kyai Upas yang menurut sejarah dibawa oleh Raden Mas Tumenggung Pringgodininrat putra dari Pangeran Noyokusumo Pekalongan yang menjadi menantu Sultan Hamengku Buwono II, sedang saat itu Kabupaten Tulungagung masih berbentuk Kadipaten Ngrowo. Dan juga yang tidak kalah pentingnya, Kabupaten Tulungagung terdapat warisan adat budaya yang tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, meskipun pengaruh tersebut dalam praktek saat ini tidak luput dari perkembangan jaman. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sanggar tari yang ada di Kabupaten Tulungagung yang masih melestarikan tari-tari klasik gagrag Yogyakarta atau Mataraman.
Lebih lanjut Bupati Maryoto Birowo menambahkan bahwa budaya Mataraman yang sarat dengan nilai-nilai luhur, sangat kita butuhkan sebagai pembelajaran kepada masyarakat khususnya generasi muda, juga sebagai salah satu pedoman serta tuntutan kepada tercapainya tatanan masyarakat yang gemah ripah tata titi tentrem karta raharja, menuju Indonesia yang adil, makmur, damai dan sejahtera.
Mengakhiri sambutannya Bupati Tulungagung Maryoto Birowo berharap semoga muhibah budaya ini bisa menjadi wadah harmoni sinergi budaya, mempererat tali silaturahmi wilayah serta tambahan wawasan, informasi dan edukasi sebagai sarana pelestarian nilai-nilai budaya khususnya di Kabupaten Tulungagung.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan muhibah budaya ini adalah merangkaikan kesejarahan Mataram antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Tulungagung yang dalam lembaran sejarah memang terdapat benang merah yang menyambung hubungan antara Tulungagung dan Yogyakarta. Tautan sejarah ini berawal dari Perjanjian Gianti pada tanggal 13 Pebruari Tahun 1755 dimana Tulungagung dan bebeapa daerah di Jawa Timur menjadi daerah mancanegara Ngayogyakarta Hadiningrat.
Selanjutnya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam kesempatan ini menyampaikan penghargaan yang tinggi dan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Tulungagung atas penyelenggaraan Muhibah Budaya ini. “Semoga rangkaian acara pada malam ini memberikan manfaat untuk pengembangan seni budaya masyarakat kedua daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya mataraman,” ucap beliau.
Di akhir sambutannya Gubernur DIY berharap bahwa dengan momentum kesejarahan ini kita bisa menggugah kesadaran generasi sebagai modal sosial yang berharga menjadi titik tolak pengembangan budaya masyarakat di kedua daerah.
Dalam rangkaian acara Muhibah Budaya Mataraman malam ini kedua daerah juga menampilkan budaya kesenian yang ditujukan mempererat persahatan dan memperkaya khasanah budaya Indonesia.
Selanjutnya rangkaian acara Muhibah Budaya Mataraman malam ini diakhiri dengan bersilahturahmi dan penyerahan cindera mata antara Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Tulungagung. (Kominfo)