Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Empat pantai di Tulungagung, kini sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) oleh Gubernur Jawa Timur. Hal ini dilakukan untuk menjaga ekosistem penyu di Tulungagung, mengingat penyu merupakan hewan yang dilindungi, (03/01/2022).
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung, Makrus Manan mengatakan, pada akhir 2022 lalu, Gubernur Jawa Timur telah mengeluarkan SK KEE di empat pantai di Tulungagung. Empat pantai tersebut diantaranya, Pantai Sanggar, Ngalur, Patok Gebang dan Jung Pakis (Galur Pakis).
“Usulan KEE Galur Pakis sudah diajukan sejak 2020 silam. Namun SK nya baru turun pada akhir 2022 lalu,” tuturnya.
Makrus menjelaskan, tujuan adanya KEE Galur Pakis, adalah untuk menjaga populasi penyu di Tulungagung. Pasalnya, di KEE Galur Pakis merupakan tempat penyu mendarat untuk bertelur.
“Dengan ditetapkan sebagai KEE Galur Pakis, diharapkan bisa menjaga ekosistem dan kelestarian penyu di Tulungagung,” jelasnya.
Menurut Makrus, untuk luasan KEE Galur Pakis mencapai 260 hektare. Kawasan tersebut meliputi pantai dan kawasan hutan. Disisi lain menjaga kelestarian penyu, juga menjaga kelestarian hewan yang berada di hutan.
“Karena tidak hanya penyu saja. Kalau dihutan disekitaran wilayah tersebut, juga masih banyak burung-burung serta kijang. Bahkan di pantai itu, masih sering lumba-lumba ditemukan berenang oleh nelayan,” paparnya.
Sebelum ditetapkan KEE Galur Pakis, juga sudah ada kelompok masyarakat yang bergerak dalam konservasi penyu. Mereka sudah melakukan konservasi sejak 2015 silam.
Lanjut Makrus, di KEE Galur Pakis seringkali penyu bertelur di Pantai Patok Gebang pada Juli hingga September. Adapun jenis penyu yang sering mendarat adalah penyu hijau.
“Dulu saya pernah mendapatkan laporan ada 20 ekor penyu yang mendarat untuk bertelur di wilayah itu. Hal ini menunjukan bahwa wilayah itu masih alami dan ekosistemnya masih sangat terjaga,” terangnya.
Makrus mengungkapkan, biasanya penyu dalam sekali bertelur bisa mencapai 50 butir. Bahkan untuk penyu yang sudah tua juga bisa bertelur 100 hingga 200 butir.
“Dari telur yang dikeluarkan, persentase menetasnya mencapai 95 persen. Tetapi untuk persentase kehidupannya hanya 10 persen. Karena ketika tukik dilepas ke laut, akan banyak predator mengancam keselamatan mereka,” pungkasnya.