Kediri, jurnalmataraman.com, Bonsai atau tumbuhan yang dikerdilkan, harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Namun bagi penghobi dan penggemar bonsai, harga selangit itu sudah biasa di kalangan mereka.
Pasalnya untuk merawat bonsai tidak semudah yang kita bayangkan, perlu ketelatenan dan juga keahlian, karena tanaman bonsai memerlukan perhatian lebih dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Seperti koleksi bonsai milik Ketua RUBI (Rumah Bonsai Indonesia) Kediri, Solik ini di rumahnya yang berada di Desa Wates, Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur, terdapat aneka bonsai.
Mulai dari yang masih bakal (calon bonsai) sampai bonsai yang sudah jadi. Bahkan bonsai Kimengnya sudah ditawar penghobi bonsai lain dengan nilai fantastis yaitu 300 juta. Namun belum dilepas, karena masih jauh dari harga yang dipatok yaitu 500 juta.
Karena bonsai Kimeng milik Solik ini sudah beberapa kali masuk 10 besar, dalam kontes bonsai di kota-kota besar di Jawa Timur, seperti Surabaya, Sidoarjo, Ngawi, Tulungagung dan Madura.
Menurut Bambang pekerja yang setiap hari bertugas merawat bonsai mengatakan, merawat bonsai itu harus telaten dan hati-hati. Jangan sampai terlambat memberi nutrisi dan air. Kalau barang jadi itu (bonsai) yang sulit mempertahankan hidup. Setiap 10 hari harus diberi nutrisi dan ditata bentuknya.
“Kalau semprot pun harus rata, dari daun-daunnya harus rata,” ungkapnya.
Peminat bonsai tidak hanya dari indonesia saja, tapi juga dari luar negeri seperti India dan Negara Asia lainnya.
Bonsai merupakan tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot. Dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon tersebut di alam bebas.
Selain Kimeng, jenis pohon lain yang bisa dijadikan bonsai adalah serut, Mustan dan jenis FICUS lainnya. Kimeng yang nama latinnya Ficus Microcarpa ini, memiliki ketahanan hidup yang relatif lama jika dirawat dengan baik dan benar. (rof/ans)