Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Pemkab Tulungagung memberlakukan kebijakan perpanjangan penutupan sementara pasar hewan di Tulungagung selama dua minggu kedepan. Hal itu bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku pada ternak. Karena sampai saat ini belum ada vaksin PMK untuk hewan ternak.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan bahwa akan memperpanjang penutupan sementara pasar hewan di Tulungagung. Mengingat bahwa penutupan pasar hewan yang pertama kali akan berakhir pada 29 Mei 2022, dan akan diperpanjang hingga dua minggu kedepan.
“Selain menutup pasar hewan di Tulungagung, kami juga melarang pedagang hewan dari daerah supek untuk masuk ke Tulungagung. Bahkan dalam waktu dekat, kami juga akan membuat posko di daerah rawan penyebaran untuk mencegah penyebaran PMK, meski sampai saat ini tidak ada kasus PMK di Tulungagung” tuturnya.
Maryoto menjelaskan, saat ini produksi daging dan susu di Tulungagung masih berjalan dengan bagus. Bahkan tiap harinya daerah penghasil susu di Tulungagung dapat memproduksi susu hingga 150 Ton.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakeswan) Kabupaten Tulungagung, Mulyanto memaparkan, meski tidak ada kasus PMK, Tulungagung harus tetap melakukan antisipasi. Pasalnya, jumlah peternakan di Tulungagung juga terbilang banyak. Dimana untuk jumlah sapi perah mencapai 25 ribu ekor, sapi potong sebanyak 144 ribu ekor, kambing mencapai 207 ribu ekor dan babi sebanyak 10,5 ribu ekor.
“Untuk sapi perah tersebar di Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan Rejotangan. Sedangkan untuk sapi potong dan kambing tersebar di seluruh kecamatan di Tulungagung. Dan untuk babi paling banyak berada di Kecamatan Ngunut,” paparnya.
Mulyanto mengungkapkan bahwa untuk vaksin PMK sampai saat ini masih belum tersedia. Pasalnya, saat ini masih proses pemesanan vaksin PMK. Diperkirakan vaksin PMK akan tersedia pada Juni mendatang.
“Ini masih proses penyediaan vaksin PMK. Untuk kebutuhan vaksin PMK itu sesuai jumlah ternak di Tulungagung. Namun, untuk kuotanya masih akan dilakukan pembahasan di Pemprov Jatim,” ungkapnya.
Disinggung bagaimana upaya pencegahan penyebaran PMK, Mulayanto menjelaskan akan melakukan pengetatan lalu lintas penjualan hewan. Pihaknya melarang hewan dari daerah supsek ataupun hewan yang akan dikirim ke daerah suspek.
“Untuk kebutuhan daging masih sangat tercukupi karena di Tulungagung masih surplus hewan ternak. Jadi ketika mendekati Idul Adha, tidak usah khawatir terkait pasokan daging,” pungkasnya. (mj/ham)