Tulungagung, jurnalmataraman.com – Setelah meninggalnya salah satu siswa SD Negeri 2 Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung akibat demam berdarah dengue (DBD), Dinas Kesehatan Tulungagung segera melakukan penyelidikan epidemiologi dan pengasapan (fogging) di lingkungan sekolah dan rumah korban pada Jumat pagi. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut penyakit DBD yang kini tengah menjadi perhatian di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani, mengatakan bahwa angka kematian akibat DBD saat ini cukup tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sejak Januari hingga minggu keempat Februari 2025, Dinas Kesehatan mencatat ada 198 kasus DBD di Tulungagung, dengan 4 pasien di antaranya meninggal dunia.
Empat korban meninggal dunia akibat DBD tersebut terdiri dari tiga anak-anak dan satu balita. Keempat kasus kematian ini tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pakel 2 korban, Kecamatan Sumbergempol 1 korban, dan Kecamatan Kedungwaru 1 korban.
“Yang membuat data ini buruk jika dibandingkan data tahun lalu karena kematiannya cukup tinggi, apalagi kalau dibandingkan 2023, selama satu tahun hanya 3 yang meninggal dunia, 2024 17 orang yang meninggal dunia. Nah, ini kalau dua bulan saja sudah ada 4 meninggal, maka berpotensi bertambah, dari PE kemarin di sekolah dan tempat tinggal korban di Ketanon ini memang ditemukan jentik atau sumber penularannya, makanya hari ini dilakukan fogging,” ujar Desi Lusiana Wardhani.
Dinas Kesehatan Tulungagung terus mengimbau masyarakat dan pemerintah desa untuk aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Berdasarkan pengalaman tahun lalu, dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk massal, kasus DBD dapat ditekan hingga 75 persen. Pada 2024, Tulungagung tercatat memiliki 1.440 kasus DBD dengan 17 korban meninggal.
Pihak Dinas Kesehatan berharap, dengan kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat, penyebaran penyakit DBD dapat diminimalisir, serta upaya pencegahan dapat lebih optimal. Langkah pencegahan yang efektif sangat penting, karena DBD dapat menular dengan cepat jika tidak ditangani dengan baik. Kami berharap semua pihak dapat terlibat aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk untuk melindungi warga, terutama anak-anak yang paling rentan.
Dengan meningkatnya kesadaran dan tindakan preventif, diharapkan angka kasus DBD di Tulungagung dapat berkurang, serta tidak ada lagi korban jiwa akibat penyakit ini.
Editor: Fikri Fadhlul Aziz
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa