Tulungagung, jurnalmataraman.com, Upacara adat sedekah bumi dan larung sembonyo yang digelar masyarakat Dukuh Sidem, Dusun Popoh , Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung ini, diawali dengan selamatan dan doa bersama di balai pertemuan warga setempat. Selanjutnya ratusan warga mengarak tumpeng raksasa yang terdiri dari hasil bumi berupa sayur mayur dan buah-buahan keliling kampung.
Menurut seorang tokoh masyarakat Dukuh Sidem, Sumarianto, kegiatan sedekah bumi dan larung sembonyo kali ini digelar lebih meriah dari sebelum-sebelumnya. Biasanya setiap bulan Suro dalam kalender Jawa, masyarakat Dukuh Sidem hanya menggelar tradisi selamatan di lingkungan RT masing-masing. Namun kali ini untuk pertama kalinya, tradisi wujud syukur tersebut dijadikan satu dan dikemas lebih menarik sehingga menjadi lebih meriah.
“Acara ini dilakukan oleh masyarakat untuk menyatukan, merukunkan seluruh masyarakat dan mensyukuri nikmat dari Allah SWT terkait hasil bumi dan juga hasil laut,” kata Sumarianto, Kamis (10/8/2023).
Sumarianto yang juga merupakan perangkat Desa Besole mengatakan, jumlah warga Dukuh Sidem saat ini sebanyak 1.325 jiwa dari 350 KK. Masyarakat Dukuh Sidem rata-rata bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, dan juga mencari penghidupan dari sektor wisata dengan membuka warung di kawasan pantai.
“Jadi acara sedekah bumi dan larung sembonyo kali ini digelar sedemikian rupa, sehingga selain untuk menjalankan tradisi juga untuk meningkatkan daya tarik wisata yang ada di Pantai Sidem,” tutur Sumarianto.
Upacara adat sedekah bumi dan larung sembonyo masyarakat pesisir Pantai Sidem ini diawali dengan acara selamatan dan doa bersama yang dipimpin sesepuh adat setempat. Setelah itu warga dan juga pengunjung bersama-sama menyantap ambeng berupa nasi dengan lauk lodho ayam.
Setelah arak-arakan dianggap selesai, tumpeng raksasa yang terdiri dari sayur mayur dan buah-buahan kemudian menjadi rebutan warga dan pengunjung.
“Sebagai wujud syukur masyarakat atas hasil panen, jadi sebagian hasil pertanian tersebut disedekahkan,” ujar Sumarianto. (Bon)