Blitar, jurnalmataraman.com – Sejumlah warga RW 1 Kelurahan Plosokerep, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, bersama anggota BPBD Kota Blitar, bergotong royong membersihkan tembok yang roboh pada Rabu (7/1). Tembok tanggul yang roboh tersebut merupakan penghalang arus sungai, yang rusak akibat terjangan banjir setelah hujan deras yang terjadi pada Selasa sore.
Tembok tanggul yang berfungsi untuk menahan luapan air sungai tersebut roboh, mengakibatkan akses jalan utama gang di RW 1 Kelurahan Plosokerep terhalang. Hujan deras yang terjadi sehari sebelumnya membuat air sungai meluap dan masuk ke dalam rumah warga. Bahkan, genangan air sempat mencapai ketinggian lutut hingga dada orang dewasa selama hampir tiga jam, merendam wilayah tersebut.
Meskipun di sepanjang pinggir sungai telah dibangun tembok setinggi sekitar satu meter sebagai tanggul, namun air tetap meluap dan membawa sampah masuk ke dalam rumah warga. Kejadian ini menambah daftar panjang banjir yang kerap melanda wilayah tersebut setiap musim hujan.
Reyza Pahlevi Genda, Lurah Plosokerep, mengungkapkan bahwa banjir memang sudah menjadi masalah tahunan yang dihadapi oleh warganya, terutama pada musim hujan. Namun, kejadian banjir terparah terjadi pada tahun 2021 dan awal 2025 ini, yang menyebabkan tanggul yang dibangun sebelumnya jebol.
“Dampak dari hujan deras kemarin mungkin karena kiriman air dari utara yang paling parah khususnya di Kelurahan Plosokerep sampai dinding lahan air sungai itu ambrol, banjir terjadi di RT 1-3 yang paling parah di RT 2 air sampai masuk ke rumah-rumah warga, di jalan tembus Plosokerep kemarin sore kami lihat juga menggenang samapi lutut orang dewasa,” ungkap Reyza Pahlevi Genda, Lurah Plosokerep.
Sementara itu, Siti Komariah salah warga mengungkapkan tanggul yang roboh dan kejadian banjir kali ini semakin menegaskan bahwa sungai tersebut menjadi langganan banjir setiap kali musim hujan tiba. Pembangunan tanggul di sekitar sungai memang telah dilakukan, namun bencana banjir yang lebih besar tetap menghantui warga setempat, mengingat curah hujan yang terkadang sangat tinggi.
“Banjir ini yang parah sama tahun 2021, pertama hujan biasa kemudian air meluap dari sungai sehingga tanggul ambrol, dan 80% air sudah sampai masuk rumah warga,” ujar Siti Komariah, Warga Setempat.
Kedepannya, Pemerintah Kota Blitar diharapkan bisa menemukan solusi yang lebih efektif untuk mencegah bencana banjir yang merugikan banyak pihak, terutama warga yang tinggal di kawasan rawan banjir tersebut.
Editor : Fikri Fadhlul
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa