Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Sukatmi (51) perempuan asal Kelurahan Bago, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung tidak tau bahwa selama empat tahun dirinya masuk sebagai penerima BPNT. Namun, BPNT yang seharunya dia dapatkan, ternyata sudah dicarikan oleh orang lain. Sedangkan dari Kelurahan Bago, malah memintanya untuk mengiklaskan hal tersebut.
“Saya baru tau kalau nama saya masuk dalam daftar penerima BPNT, setelah Ketua RT yang baru menyebarkan data penerima BPNT di grup whatshapp. Akhirnya saya datang ke Ketua RT untuk menanyakan hal tersebut,” tuturnya, (24/08/2022).
Ketika sampai di Ketua RT, Sukatmi diarahkan untuk mengurus ke Kantor Kelurahan Bago. Disana, Sukatmi yang hendak mencarikan BPNT, dikagetkan ternyata BPNT yang seharusnya dia dapat, ternyata sudah dicarikan oleh orang lain. Dari situlah akhirnya dia meminta kejelasan kepada kelurahan.
“Ketika itu saya langsung diarahkan ke pendamping oleh kelurahan. Setelah itu saya dibawa ke Bank BNI. Ketika sampai, pihak bank langsung mengecek transaksi. Dan diketahui bahwa bantuan yang seharusnya saya terima, ternyata sudah dicairkan oleh orang lain selama empat tahun lebih,” ujarnya.
Setelah itu, Sukatmi kembali mendatangi Kantor Kelurahan Bago, dan dia diberikan kartu warna merah putih yang digunakan pencarian BPNT. Ketika Sukatmi menanyakan hak BPNT yang sudah dicairkan selama empat tahun lebih itu, pihak Kelurahan Bago malah memintanya untuk iklas. Bahkan pihak kelurahan menudingnya sebagai orang kaya.
“Awalnya saya mau mengiklaskan, jika hanya dicairkan selama 6 bulan saja. Tapi ini sudah dicairkan selama empat tahun lebih. Tentu saya tidak bisa iklas. Bahkan dari kelurahan malah menuding saya sebagai orang kaya. Padahal saat ini saya masih numpang di rumah orang tua. Sedangkan suami saya hanya bekerja sebagai tukang bersih-bersih,” ungkapnya.
Jika selama empat tahun lebih sudah dicairkan oleh orang lain, maka diperkirakan seharusnya Sukatmi sudah mendapatkan Rp 11,2 Juta dari BPNT. Namun, sampai saat ini pihaknya masih belum mendapatkan kejelasan untuk haknya.
Sementara itu, ketika media datang ke Kantor Kelurahan Bago, tidak bisa menemukan keberadaan Lurah Bago untuk melakukan konfirmasi. Bahkan petugas yang ada di kantor, juga tidak ada yang berani untuk memberikan konfirmasi terkait kasus ini. (ham/mj).