Tulungagung, Setidaknya masih 40 persen tempat sampah di layanan publik Tulungagung kondisinya memprihatinkan. Pasalnya kondisi tempat sampah tersebut rusak hingga berlubang akibat pengkroposan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung, Makrus Manan mengatakan, berdasarkan data setidaknya ada sekitar 300 tempat sampah di layanan publik Tulungagung. Dari jumlah itu, ada sekitar 120 tempat sampah yang rusak.
“Tempat sampah yang kondisinya normal sekitar 60 persen, dan 40 persenya mengalami kerusakan,” tuturnya.
Makrus menjelaskan bahwa tempat sampah yang berada di layanan publik dengan bahan besi setidaknya bisa bertahan selama dua tahun. Hal sama juga terjadi pada kontainer sampah. Apalagi tempat sampah itu berada di tempat yang basah serta menjadi tempat pembuangan sampah basah.
“Kalau tempat sampah kering, bisa bertahan maksimal tiga tahun,” jelasnya.
Pihaknya mengungkapkan bahwa dari pada harus melakukan perawatan tempat sampah yang rusak, lebih baik melakukan pengadaan tempat sampah yang baru. Pasalnya, jika tempat sampah yang rusak dilakukan perawatan maka juga akan cepat rusak, karena proses pengkroposan terus berjalan.
“Makanya kami pada 2021 melakukan pengadaan tempat sampah dengan berbahan resin berjumlah 60 buah. Bahan resin bisa bertahan lebih lama dibandingkan bahan besi,” paparnya.
Mantan Kabid Tata Linkungan itu menambahkan, kalau menggunakan tempat sampah bahan resin setidaknya bisa bertahan selama lima tahun. Meskipun harganya sedikit lebih mahal dengan tempat sampah berbahan besi.
“Harga tempat sampah besi Rp 2,6 Juta sedangkan harga tempat sampah resin Rp 3,2 Juta. Itu sudah termasuk pajak,” pungkasnya. (ham)