Trenggalek, jurnalmataraman.com – Anggota tim peneliti dari Gerakan Tanah PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) langsung mendatangi lokasi bencana tanah gerak dan longsor di Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek. Dalam penelitian ini, tim PVMBG akan melakukan pemetaan geologi untuk memastikan kondisi area yang terdampak bencana dan mengidentifikasi potensi longsor susulan.
Oktory Prambada, peneliti PVMBG menemukan adanya satu mahkota longsor berskala besar yang membentang dari sisi barat, utara, dan timur kawasan perbukitan. Kawasan yang terdampak masih memiliki potensi terjadi longsor susulan karena penanganan yang belum optimal. Lubang retakan tanah yang dibiarkan menganga dapat menjadi jalur air dan berpotensi membentuk jalur longsor baru.

“Untuk retakannya di bagian hulunya kami masih identifikasi apakah nanti mahkota ini ketika longsor akan menarik bagian yang lebih atas, situasi yang menampilkan mahkota longsor, kemudian retakan arah longsoran dan potensi kedepan, apakah longsor ini membesar atau tidak,” ujar Oktory Prambada, Peneliti PVMBG.
Sementara itu, Kepala BPBD Jawa Timur, Gatot Subroto, mengatakan bahwa pemerintah provinsi dan kabupaten tengah menyiapkan skema relokasi bagi 119 warga yang terdampak bencana. Jika lahan relokasi sudah siap, pemerintah akan segera membangun rumah untuk seluruh pengungsi.
“Kedepan kita berencana Bersama teman teman dari DPR seizin mereka dengan izin Pak Gubernur untuk dilakukan relokasi warga, alhamdulillah sekarang berproses dan dalam waktu dekat kami juga akan membangun hunian sementara untuk warga yang berdampak,” ungkap Gatot Subroto, Kepala BPBD Jatim.
Sebelumnya, 119 warga di Dusun Depok, Kecamatan Suruh, terpaksa mengosongkan 38 rumah mereka akibat bencana tanah gerak dan longsor. Saat ini, mereka menempati posko pengungsian atau mengungsi di rumah kerabat.
Editor : Fikri Fadhlul
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa