Trenggalek, jurnalmataraman.com – Sebuah longsor terjadi pada tebing berlapis semen atau shotcrete di proyek Bendungan Bagong, yang terletak antara bangunan spillway dan main dam. Longsor ini telah berlangsung secara bertahap sejak Jumat lalu, dengan retakan yang semakin membesar hingga akhirnya terjadi longsoran. Insiden tersebut dipengaruhi oleh intensitas curah hujan tinggi serta kondisi batuan dan tanah yang cenderung labil.
Pengawas Utama Bendungan Bagong, Sri Wahyudi, menjelaskan bahwa titik longsor berada di area yang dikerjakan oleh PT PP Persero dan Jatiwangi KSO. Meskipun demikian, pihak BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) mengklaim bahwa kejadian longsor ini tidak mengganggu pelaksanaan pembangunan karena tidak terjadi pada konstruksi utama bendungan. Kejadian ini disebabkan oleh faktor cuaca yang ekstrem dan kondisi geologi di area tersebut. Meski demikian, longsor ini tidak berpengaruh terhadap kelancaran proyek,
“Terkait masalah longsornya di sebagaian aksesoris pendukung Bendungan Bagong, emang itu perlu untuk pengkajian ulang terkait masalah tanahnya, sebetulnya sesuai dengan harapan terkait masalah pekerjaan itu juga tidak berpengaruh pada bangunan inti itu, jadi mungkin nanti itu dikaji ulang, mungkin sampai kedalaman mana yang sekiranya perlu penanganan Kembali, jadi mungkin penanganan bagian yang longsor itu akan dikupas,” ujar Sri Wahyudi.
Saat ini, BBWS sedang melakukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan langkah penanganan yang tepat. Kejadian longsor besar di area proyek Bendungan Bagong ini bukanlah yang pertama kali. Pada awal Juli 2022, tanah longsor besar juga terjadi, yang sempat menutup akses mobilitas kendaraan proyek. Namun, kejadian tersebut berhasil ditangani dengan cepat tanpa mengganggu jalannya pembangunan.
Editor : Fikri Fadhlul Aziz
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa