Blitar, jurnalmataraman.com – Heru, pengrajin kendang Jimbe yang masih bertahan di Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Desa Ngoran juga dikenal sebagai sentra Kendang Jimbe, bahkan sudah pernah ekspor hingga ke Negeri China.
Meski begitu, kini jumlah pengrajin Kendang Jimbe di Desa tersebut terus berkurang. Dari beberapa pengrajin, salah satunya Heru yang masih bertahan dengan menggunakan peralatan semi tradisional. Ayah dua anak tersebut membuat Kendang Jimbe tanpa bantuan karyawan. Sudah 12 tahun menggeluti usaha ini, Heru hanya membuat barang setengah jadi untuk dikirim pada pengepul.
Lebih lanjut, Heru mengatakan Kendang Jimbe hasil produksi warga Desa Ngoran ini dibuat menggunakan bahan dasar kayu Mahoni. Dalam satu hari ia mampu menghasilkan 30-40 biji dalam satu hari saat kayu untuk bahan baku mudah didapatkan.
“Dulu karena berhenti sekolah karena orang tua tidak mampu sebenarnya mau meneruskan sekolah tapi orang tua sudah tidak ada jadi ya ikut-ikut teman bikin usaha seperti ini,” ujar Heru Pengrajin Kendang Jimbe.
Saat ini, dirinya biasa mendapat bahan baku dari petani yang ada di wilayahnya. Namun saat bahan baku sulit didapatkan, Heru harus mendatangkan kayu Mahoni dari Trenggalek, Ponorogo, dan sekitarnya. (ziz/gie)