Jurnalmataraman.com
  • GAPURA
  • KEDIRI
  • BLITAR
  • TULUNGAGUNG
  • NGANJUK
  • TRENGGALEK
  • SUARA PEMBACA
No Result
View All Result
  • GAPURA
  • KEDIRI
  • BLITAR
  • TULUNGAGUNG
  • NGANJUK
  • TRENGGALEK
  • SUARA PEMBACA
No Result
View All Result
Jurnalmataraman.com
No Result
View All Result
Home HEADLINE

Pembuatan Tahu di Kediri, Solusi Ekonomi Kreatif untuk Masyarakat

by Editor
8 November 2024 | 14:31
Reading Time: 2 mins read
0
Pembuatan Tahu di Kediri, Solusi Ekonomi Kreatif untuk Masyarakat

Proses pengirisan dan pencetakan tahu ketika sudah matang ( Foto: Salma Maluna )

Kediri, jurnalmataraman.com – Pembuatan tahu tradisional di Desa Sumberagung, Wates, Kabupaten Kediri, terus berkembang dan menjadi salah satu sumber penghasilan utama bagi masyarakat setempat. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal berupa kacang kedelai, warga Desa mampu menghasilkan tahu berkualitas yang dijual ke pasar-pasar di wilayah sekitar.

Produksi tahu di Desa Sumberagung ini berdiri sejak Tahun 1997. Yang di mana proses pembuatan tahu masih dilakukan dengan cara tradisional, mulai dari perendaman kedelai, penggilingan, hingga pemasakan dan pencetakan tahu. Keunggulan tahu buatan Desa Sumberagung terletak pada kesegaran dan ketiadaan bahan pengawet, menjadikannya pilihan yang lebih sehat bagi konsumen. 

Salah satu pengrajin tahu, Pangat, mengungkapkan bahwa produksi tahu ini tidak hanya menjadi sumber penghidupan bagi keluarganya, tetapi juga turut berkontribusi pada perekonomian desa secara keseluruhan.

“Berdiri sejak Tahun 1997, dengan usaha ini tujual awalnya bisa menghidupi keluarga, kami memproduksi sekitar 50 kg tahu setiap hari yang akan kami pasarkan ke desa-desa, untuk sekali masak biasanya kita mencapai 5 kg dan terus berulang-ulang sampai memenuhi target agar kita bisa berkontribusi pada masyarakat,” ujar Pangat, Pemilik usaha tahu.

Ia juga menambahkan, selama mengelola usahanya, tak jarang mengalami beberapa kendala. Seperti susahnya mencari kedelai karena sekarang masyarakat sudah banyak yang jualan atau memproduksi tahu sendiri. Kendala – kendala tersebut tentunya dapat menyebabkan penurunan pasokan produksi. Sehingga waktu pengerjaan dan jumlah yang dihasilkan berbeda dari biasanya atau tidak sesuai target.

“Kualitas tahu ini kalau kedelainya baik tahu pun juga pasti baik, kita menjualnya per kotak Rp. 1.000/biji dan setiap pagi dipasarkan dengan keliling ke berbagai desa, mungkin kendalanya sekarang banyak yang jualan tahu terkadang kita mengalami penurunan pasokan produksi,” imbuhnya.

Pembuatan tahu di Desa Sumberagung sendiri ini diproses oleh pihak yang bersangkutan sendiri yaitu Bapak Pangat pemilik sekaligus pengrajin. Baik dalam proses produksi maupun distribusi. Tak hanya diminati oleh warga setempat, tahu produksi Desa Sumberagung juga diminati oleh konsumen dari luar daerah karena pemilik usaha tahu ini selalu memperhatikan moto cita rasanya yang khas dan harganya yang terjangkau.

Usaha pembuatan tahu ini diharapkan dapat terus berkembang dengan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat. Selain membuka peluang usaha baru, produksi tahu di Desa Sumberagung juga menjadi salah satu solusi ekonomi kreatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

*Penulis merupakan Siswi SMKN 1 Ngasem bernama Salma Maluna Husna. Bila anda ingin mengirimkan karya tulis, opini, saran, review, dll bisa mengirim ke email : jurnalmataraman@gmail.com

Bagikan di Media Sosial
Tags: Desa SumberagungEkonomi KreatifTahu
ShareTweetShare
Next Post
Razia Terhadap Warga Binaan Di Lapas Kelas II B Blitar

Razia Terhadap Warga Binaan Di Lapas Kelas II B Blitar

Jurnalmataraman.com

© 2025 Jurnal Mataraman - Dekat dan Membangun .

Navigate Site

  • KONTAK
  • REDAKSI
  • INDEKS
  • TENTANG KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • GAPURA
  • KEDIRI
  • BLITAR
  • TULUNGAGUNG
  • NGANJUK
  • TRENGGALEK
  • SUARA PEMBACA

© 2025 Jurnal Mataraman - Dekat dan Membangun .