Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Setelah melakukan berbagai upaya, akhirnya Tulungagung mendapatkan hibah replika fosil tengkorak Homo Wajakensis dari Musem Naturalist Biodiversity Center, Leiden, Belanda. Rencananya replika fosil tengkorak Homo Wajakensis akan ditempatkan di lokasi penemuannya, untuk menunjang Geoheritage, (08/12/2022).
Kasubid Litbang Bappeda Tulungagung, Andri Syambudi mengatakan, beberapa bulan yang lalu, pihaknya telah mengirimkan email kepada lima museum di Belanda, guna menanyakan keberadaan fosil asli Homo Wajakensis.
“Dari lima museum yang diemail, ternyata Museum Naturalist Biodiversity Center, Leiden, Belanda memiliki fosil tengkorak asli Homo Wajakensis,” tuturnya.
Setelah melalui koordinasi dengan pihak Museum Naturalist Biodiversity Center Leiden, akhirnya pihak museum akan mengirimkan replika fosil tengkorak Homo Wajakensis ke Tulungagung.
“Memang kami sempat beberapa bulan tidak saling komunikasi, hingga akhirnya saya mencoba kembali memastikan apakah dari pihak museum benar akan mengirim replika tersebut. Dan akhirnya replika fosil tengkorak Homo Wajakensis bener dikirim ke Tulungagung,” jelasnya.
Andri mengungkapkan, replika fosil tengkorak Homo Wajakensis ini asli dari Belanda, dimana tempat fosil tengkorak asli Homo Wajakensis disimpan. Maka dari itu, pihaknya berharap agar replika fosil tengkorak Homo Wajakensis bisa dijaga sebaik mungkin.
“Ini merupakan sejarah baru, karena mendapatkan replika asli Homo Wajakensis dari Belanda. Karena jika ingin meminta fosil aslinya, tentu bukan perkara mudah,” terangnya.
Sementara itu, Kabid Litbang dan Analisis Perencanaan Pembangunan Ridwan menambahkan, hibang replika fosil tengkorak Homo Wajakensis dari Museum Naturalist Biodiversity Center, Leiden, Belanda akan disampaikan kepada Bupati Tulungagung. Setelah itu, pihaknya akan meminta petunjuk Bupati Tulungagung terkait penempatan replika fosil tengkorak Homo Wajakensis.
“Kalau usulan kami itu ditempatkan di lokasi penemuan fosil Homo Wajakensis, karena untuk Meseum Daerah Tulungagung juga sudah memiliki replika Homo Wajakensis,” imbuhnya.
Ridwan menerangkan, jika ditempatkan di lokasi penemuan fosil Homo Wajakensis, juga bisa mendukung Geoheritage. Nantinya juga bisa menunjang sektor wisata, pendidikan serta kesejahteraan masyarakat sekitar.