Kediri,jurnalmataraman.com – Di tengah arus perkembangan zaman, Masjid Jami’ Al-Khotib tetap berdiri kokoh sebagai salah satu masjid tertua di Kabupaten Kediri. Berlokasi di Jalan Diponegoro, Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, masjid ini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Islam sejak era kolonial Belanda hingga akhirnya masuk dalam daftar Cagar Budaya.
Masjid berukuran 8×8 meter ini didirikan oleh KH Muhammad Khotib pada 22 September 1936, saat Indonesia masih berada di bawah pemerintahan kolonial. Bukti otentik dari masa itu masih dapat ditemukan di masjid ini, salah satunya adalah prasasti berukuran 60×30 sentimeter yang menempel di dinding atas pintu tengah masuk masjid.

Prasasti tersebut memuat perizinan bangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda, mirip dengan izin mendirikan bangunan (IMB) pada masa sekarang, dengan nomor 22936. Keberadaan prasasti ini menjadi bukti autentik yang menunjukkan perjalanan panjang masjid ini sejak masa penjajahan hingga saat ini.
Keunikan lain dari Masjid Jami’ Al-Khotib tidak hanya terletak pada prasasti peninggalan kolonial, tetapi juga pada arsitekturnya yang masih asli. Beberapa bagian bangunan tetap mempertahankan bentuk awal, termasuk menara setinggi 30 meter yang dulunya digunakan untuk mengumandangkan azan sebelum adanya pengeras suara. Meskipun kini sudah tidak difungsikan, menara tersebut tetap dirawat agar keasliannya tetap terjaga.
Selain itu, tembok masjid masih mempertahankan ketebalan aslinya sekitar 30-35 cm, menjadikannya bangunan yang tetap kokoh meskipun telah melewati berbagai dekade. Keaslian arsitektur ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan peneliti sejarah yang ingin mengetahui lebih jauh tentang perkembangan Islam di wilayah ini.

Menurut Masduki, salah satu takmir Masjid Jami’ Al-Khotib, meskipun beberapa bagian masjid telah mendapatkan perawatan hingga penggantian, masjid ini tetap aktif digunakan untuk menjalankan salat lima waktu dan salat tarawih. Keberadaannya tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan ketahanan sejarah Islam di Kabupaten Kediri.
(ediitor : Trias M.A)
Discussion about this post