Kediri, jurnalmataraman.com – Lampu penerangan di Stadion Brawijaya Kota Kediri kembali padam saat berlangsungnya pertandingan antara Persik Kediri melawan Dewa United pada Sabtu malam. Kejadian ini terjadi pada menit ke-33 babak pertama, yang menyebabkan pertandingan terhenti sekitar 10 menit.
Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persik Kediri, Tri Widodo, menjelaskan bahwa padamnya lampu penerangan di stadion disebabkan oleh daya listrik yang tidak memadai. Stadion Brawijaya membutuhkan daya sebesar 240 KVA (kilovolt ampere) untuk menyalakan 96 bohlam lampu yang terpasang, namun daya yang tersedia hanya mencapai 197 KVA.
Pihak Panpel juga sedang berkoordinasi dengan manajemen Persik Kediri untuk mencari solusi terkait permasalahan ini, termasuk kemungkinan pindah homebase jika masalah daya listrik ini belum teratasi.
“Kunci penyebab lampu mati adalah daya listriknya kurang. Ini hanya 197 KVA. Sedangkan yang ideal untuk menyalakan 96 bohlam lampu itu sebesar 240 KVA, mesin genset juga sama, tidak mampu. Karena yang kita sewa itu besarannya hanya mampu memberikan daya listrik sebesar 250 KVA, sedangkan untuk genset diperlukan daya sebesar 350 KVA,” ujar Tri Widodo.
Padamnya lampu di Stadion Brawijaya bukanlah kejadian pertama. Sebelumnya, pada tanggal 14 Februari 2025, hal serupa terjadi saat laga Persik Kediri melawan Persis Solo. Selain masalah teknis tersebut, Persik Kediri juga harus menelan kekalahan 1-2 di kandang melawan Dewa United.
Dengan masalah teknis yang terus berulang, Panpel dan manajemen Persik berharap dapat segera menemukan solusi untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran pertandingan di Stadion Brawijaya di masa mendatang.
Editor : Fikri Fadhlul Aziz
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa