Kediri, jurnalmataraman.com – Krupuk goreng pasir, camilan renyah dan gurih, masih menjadi favorit masyarakat sekitar. Krupuk goreng pasir ini terletak di Desa Pehkulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Usaha ini dikelola oleh Ibu Ayu dan suaminya, Bapak Sholikin, yang telah menjalankan bisnis ini selama 14 tahun dan kini telah menjadi usaha generasi keempat.
“Usaha krupuk goreng pasir ini sudah berdiri sejak tahun 2010,” ungkap Bu Ayu, pemilik usaha.
Krupuk ini dari krecek yang dibeli dari Desa Gringgen, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Lalu digoreng dengan menggunakan pasir, yang merupakan teknik tradisional yang menjaga cita rasa khasnya.
Setiap hari, Ibu Ayu dan Bapak Sholikin dapat menghabiskan hingga 15 kg krecek untuk digoreng dan 375 bungkus untuk di jual. Krupuk ini dikemas dalam plastik untuk menjaga kerenyahannya dan keawetan produknya.
“Harga per pcs nya adalah 2.000 rupiah,” tambahnya.
Dengan penjualan yang cukup baik, mereka bisa meraih omzet harian antara 650.000 hingga 800.000 rupiah.Krupuk goreng pasir ini hadir dalam berbagai varian rasa, termasuk pedas, bawang, dan terasi. Namun, saat ini, varian bawang menjadi yang paling digemari oleh masyarakat sekitar.
“Selain harga nya yang murah, rasanya gurih dan renyah,” ujar Chintya, pembeli.
Dengan terus menjaga kualitas produknya, Ibu Ayu dan Bapak Sholikin berkomitmen untuk mempertahankan tradisi dan cita rasa krupuk goreng pasir yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Usaha ini bukan hanya sekadar bisnis, tetapi juga bagian dari identitas budaya lokal yang patut dilestarikan.
Penulis merupakan Siswi SMKN 1 Ngasem bernama Shenita Eveline Priwi Ramadhani. Bila anda ingin mengirimkan karya tulis, opini, saran, review, dll bisa mengirim ke email : jurnalmataraman@gmail.com