Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Akibat sedimentasi, dua pantai selatan di Tulungagung mengalami kerusakan eksosistem. Bahkan terumbu karang yang juga turut mengalami kerusakan, membuat ikan-ikan jarang ditemui, dan perlu dilakukan reha (14/01/2023).
Plt Kabid Kenelayanan, Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung, Dedy Azhar Muhammad mengatakan, ada dua pantai yang saat ini memerlukan rehabilitasi. Yakni, Pantai Brumbun dan Pantai Gerangan. Pasalnya, dua pantai tersebut kondisi terumbu karangnya sudah rusak akibat sedimentasi.
“Sebelumnya kami juga sudah melakukan rehabilitasi terumbu karang di Pantai Sine pada 2015 dan Pantai Brumbun pada 2017 lalu,” tuturnya.
Dedy menjelaskan, kondisi eksosistem terumbu karang di Pantai Brumbun dan Klatak memang terbilang cukup parah. Hal ini juga dipicu akibat kondisi hutan gundul yang berada di wilayah tersebut.
“Kondisi hutan yang gundul juga menyebabkan sedimentasi lumpur yang menutup terumbu karang,” jelasnya.
Menurut Dedy, akibat terjadinya sedimentasi terhadap terumbu karang, membuat sebaran ikan di pantai tersebut menurun cukup siginifikan. Hal ini juga dikeluhkan para nelayan, yang harus melaut lebih jauh untuk bisa menangkap ikan.
“Jadi saat ini kalau ingin mendapatkan ikan, nelayan harus melaut lebih jauh lagi. Karena kondisi di sekitar pantai sudah mengalami kerusakan ekosistem akibat sedimentasi,” paparnya.
Oleh karena itu, pada tahun ini pihaknya kembali mengusulkan bantuan terumbu karang kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Jawa Timur. Dengan harapan bisa sebagai upaya pemulihan eksosistem.
“Kalau di Pantai Brumbun kami usulkan bantuan sekitar 100 terumbu karang,” ujarnya.
Sementara itu, untuk Pantai Klatak sudah mendapatkan bantuan terumbu karang pada 2022 kemarin. Untuk jumlah terumbu karang yang diberikan sekitar 70 buah, dan sudah ditenggelamkan di sekitar Pantai Klatak.