Trenggalek, jurnalmataraman.com – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Trenggalek mengalami lonjakan yang signifikan sejak Desember 2024 hingga pertengahan Januari 2025. Selama periode ini, sebanyak 541 ekor hewan ternak, terutama sapi, dilaporkan terinfeksi PMK. Angka ini meningkat tajam, mengingat pada bulan Desember hanya tercatat 79 ekor sapi yang positif PMK.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek memutuskan untuk menutup sementara tujuh pasar hewan yang ada di daerah tersebut mulai 14 Januari 2025. Penutupan ini akan berlangsung hingga batas waktu yang belum ditentukan. Langkah ini diambil untuk mengurangi lalu lintas perdagangan hewan ternak, yang dianggap sebagai salah satu penyebab utama penyebaran PMK.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Saniran, menjelaskan bahwa penutupan pasar ini merupakan tindakan preventif untuk meminimalkan risiko penyebaran PMK di daerah tersebut. Pemerintah mengimbau seluruh pedagang hewan ternak untuk mematuhi kebijakan ini dan menghentikan sementara aktivitas perdagangan hewan ternak di pasar-pasar tersebut.
“Menurut kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Trenggalerk dalam rangka pegendalian penularan PMK di Trenggalek, kami selaku pengampu pasar pasar daerah menindaklanjuti penutupan pasar hewa sementara mulai hari ini sampai waktu yang akan ditentukan,” ujar Saniran, Kepala Dinas Peternakan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskomidag) Trenggalek, Joko Susanto, menyebutkan bahwa vaksinasi merupakan langkah penting untuk mengatasi wabah PMK dan mencegah penyebarannya di masa mendatang. Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga menunggu kebijakan dari Kementerian Pertanian terkait vaksinasi lanjutan untuk hewan ternak di wilayahnya.
“Kasus PMK ini mengalami peningkatan dari minggu ke minggu, jadi dari mulai akhir desember kemarin kami mencatat ada 79 kasus, lalu awal januari sudah menjadi 156 kasus kemudian laporan terakhir 13 januari kemari nada 541 kasus, ini yang sembuh sudah 24 ekor, dipotong paksa 5 ekor, mati 11 ekor, dijual 11 ekor dan yang masih sakit ada 491 ekor,” ungkap Joko Susanto, Kepala Diskomidag Trenggalek.
Pemerintah berharap dengan penutupan pasar dan kebijakan lainnya, penyebaran PMK di Trenggalek dapat segera terkendali, dan peternak serta masyarakat dapat terhindar dari dampak penyakit tersebut.
Editor: Fikri Fadhlul
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa