Kediri, jurnalmataraman.com – Kasus chikungunya di Kota Kediri terus bertambah. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 85 kasus tersebar di tiga kecamatan. Kecamatan Pesantren menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 62 kasus, disusul Kecamatan Mojoroto dengan 18 kasus, dan Kecamatan Kota sebanyak 5 kasus.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah demam tinggi dan nyeri persendian yang membuat penderita sulit berjalan. Namun, berdasarkan laporan, sebagian besar pasien yang terjangkit telah dinyatakan sembuh.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kediri, Hendik Suprianto, menyampaikan bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
“Kasus chikungunya di Kota Kediri sudah hamper di semua kecamatan, di tiga kecamatan yang paling banyak di Kecamatan Pesantren kemudian Mojoroto dan Kecamatan Kota, sejauh ini menurut data terakhir di tiga kecamatan ada 85 kasus,” ujar Hendik Suprianto, Kabid P2P Dinkes Kota Kediri
Hendik juga mengimbau masyarakat untuk aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran penyakit ini, mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk membersihkan genangan air, memusnahkan jentik nyamuk, serta mendukung kegiatan fogging atau pengasapan yang tengah dilakukan.
Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan juga terus meningkatkan upaya pencegahan agar chikungunya tidak semakin meluas, di antaranya dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat.
Editor : Fikri Fadhlul
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa