Blitar, jurnalmataraman – Perempuan tiga anak tersebut, mengaku mendapat ide dari usaha sabun ini, karena keprihatinannya sebagai pegiat alam, namun belum memiliki kontribusi apapun. Khomsatun atau Mak khom pembuat sabun rempah alami menjelaskan, jika sabun yang dibuatnya mengandung klasik enzim dan ecoenzim, yang limbahnya dapat mengurai air kotor maupun zat berbahaya dalam tanah, sehingga bisa menjadi pupuk.
Sabun rempah buatannya, memiliki berbagai varian, seperti beras, kencur, jahe, temulawak, laos, kunyit, madu, daun kelor, daun bidara, daun serai, buah pisang, bengkoang, kopi serta campuran beberapa bahan tersebut. Sabun rempah buatannya, mampu melembabkan kulit, dan memberikan manfaat yang baik pada kulit.
Pada proses pembuatan, dimulai pada tahap pencampuran bahan utama, pengadukan, hingga pencetakan sabun membutuhkan waktu, kurang lebih 30 menit. Usai dicetak menggunakan kayu, sabun yang sudah mengeras didiamkan untuk menghilangkan kandungan alkali, selama 2-4 Minggu.
![](https://jurnalmataraman.com/wp-content/uploads/2024/10/SABUN-300x170.jpg)
“Promosinya dimulai dari mulut ke mulut dan teman ke teman, satu bulan biasanya habis terjual 100 – 150 Biji dan kita jual secara Impor dan Ekspor,” ujar Khomsatun pembuat sabun alami.
Sabun alami ini, telah terjual di beberapa Kota besar, seperti Makassar, Nusa tenggara timur, Solo, Yogyakarta, Magelang dan Jakarta. Selain itu, sabun rempah produksinya juga telah terjual hingga Singapura dan Hongkong.
Penulis : Qithfirul Aziz
Editor : Irfa Rizqia