Tulungagung, jurnalmataraman.com – Hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikonsumsi dalam kegiatan Posyandu 1 di Dusun Wonorejo, Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, telah dirilis. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa makanan tersebut terkontaminasi bakteri Salmonella dan Enterobacter, kecuali pada sampel bihun yang dinyatakan bebas kontaminasi.
Sebanyak 58 warga mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan tambahan berupa nasi soto pada kegiatan Posyandu yang digelar pada Senin (16/6). Makanan tersebut terdiri dari nasi, daging ayam, telur, kuah soto, wortel, kubis, dan bihun. Dari jumlah tersebut, empat orang sempat mendapatkan perawatan medis intensif di RSUD dr Iskak dan Klinik dr Emi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani menyampaikan bahwa seluruh pasien telah dinyatakan sembuh pada Minggu (22/6). Menyusul kejadian tersebut, pemerintah daerah melakukan langkah-langkah tanggap berupa pengujian sampel makanan, pemantauan kesehatan warga terdampak, serta pemeriksaan terhadap para penjamah makanan.
“Hasil laboratorium menyatakan makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri Salmonella dan Enterobacter. Sementara itu, dari pemeriksaan terhadap tiga penjamah makanan yang memasak hidangan tersebut, tidak ditemukan adanya bakteri berbahaya dalam tubuh mereka,” ujar Desi.
Sementara itu, Kepala Instalasi Mikrobiologi RSUD dr Iskak, dr. Rendra Bramanti menjelaskan bahwa kontaminasi bakteri dapat bersumber dari manusia maupun lingkungan sekitar. Namun dalam kasus ini sumber pasti kontaminasi belum dapat dipastikan.
“Bakteri seperti Salmonella dan Enterobacter bisa berasal dari bahan makanan yang tidak dicuci bersih, alat masak yang terkontaminasi, atau lingkungan yang kurang higienis,” jelas dr Rendra.
Dinas Kesehatan Tulungagung menyatakan bahwa per 30 Juni 2025, kasus keracunan makanan tersebut telah ditangani secara tuntas. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan kebersihan dan keamanan pangan, terutama dalam kegiatan masyarakat yang melibatkan konsumsi bersama.
“Pastikan semua bahan makanan dicuci bersih, dimasak hingga matang, serta disajikan dalam kondisi higienis. Pencegahan adalah langkah terbaik,” tambah Desi Lusiana.
( editor : Neha & Trias M.A )




