Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Puluhan lansia harus berakhir hidup di panti jompo atau Cerita Orang Tua yang Hidup di Panti Jompo Tulungagung atau UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung. Hal itu disebabkan karena anak ataupun keluarganya yang sudah tidak mau merawatnya, (02/01/2023).
Salah satu lansia, Katinem meceritakan, dulu sebelum di bawa ke UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung, dia hanya hidup sendiri di rumahnya. Meskipun sebenarnya dia memiliki anak laki-laki, tapi anaknya berada di luar jawa dan sudah tidak menghubunginya lagi.
“Anak saya kerja jadi PNS di luar jawa, dan sudah lama tidak pulang. Dan saya hanya tinggal sendiri di rumah,” tuturnya.
Menurutnya, karena hidup sebatangkara akhirnya dari pihak desa membawanya ke UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung. Bahkan selama berada di panti jompo, dia belum pernah sama sekali mendapatkan kunjungan.
“Sejak ditinggal anak, saya sudah tidak pernah mendapatkan kabar dari anak saya. Dan saya sekarang di panti sudah 2,5 tahun,” terangnya.
Disini, Katinem sudah tidak perlu khawatir terkait kebutuhan perut dan kesehatannya. Pasalnya, di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung, makanan dan kesehatan sudah dijamin.
“Disini saya bisa makan tiga hari sekali. Dan biasanya kalau sakit ada perawatnya,” ucapnya.
Kepala UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung, Sunu Pantjadharmo menambahkan, disini terdapat 80 lansia, dengan usia minimal 60 tahun ke atas. Bahkan dalam satu bulan rata-rata terdapat lansia yang meninggal disini.
“Lansia yang sudah berada disini, dia akan tinggal hingga meninggal dunia,” imbuhnya.
Sunu mengungkapkan, rata-rata lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung, akibat ditelantarkan oleh keluarganya sendiri. Bahkan juga ada lansia yang terlantar hidup di jalan, kemudian di bawa ke UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung.
“Dalam beberapa kasuistik, juga ada orang tua yang dibawa kesini, akibat anaknya atau keluarganya tidak mau merawatnya,” tuturnya.
Menurut Sunu, sebagian besar lansia yang masuk ke UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Wilayah Tulungagung, juga tidak memiliki kartu identitas diri ataupun kartu keluarga. Hingga akhirnya, mereka dibuatkan KK bersama untuk mempermudah mendapatkan layanan kesehatan dari pemerintah.
“Disini ada empat KK, setiap KK terdapat 20 anggota keluarga,” pungkasnya.