Tulungagung, jurnalmataraman.com – Memanfaatkan lahan tadah hujan di belakang rumahnya, Opin Indarto, warga Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Tulungagung ini menanam berbagai jenis tanaman bakal bonsai. Tanaman yang banyak dibudidayakan antara lain, kimeng, apak, anting putri, dan berbagai jenis tanaman yang biasa dijadikan bonsai lainnya.
Opin yang suka merawat tanaman sejak remaja ini mengaku, mulai menekuni budidaya bonsai sejak tahun 2018 lalu, dengan belajar pada para senior bonsai di Tulungagung. Namun alih-alih berbisnis bonsai jadi, Opin justru memilih berjualan bonsai yang masih bahan. Baginya bisnis berjualan bonsai bahan lebih menguntungkan, karena perputaran uang lebih cepat dibandingkan dengan bisnis bonsai jadi.
Namun karena masih berupa bahan, harga tanaman tidak bisa terlalu tinggi seperti bonsai yang sudah jadi. Harga satu batang bahan bonsai di tempat Opin dijual mulai harga puluhan ribu hingga 3 jutaan rupiah. Harga bahan bonsai bervariasi tergantung jenis, bentuk, serta besar kecil tanaman.
Menurut Opin saat ini prospek usaha pembibitan bonsai masih cukup bagus, didukung dengan pasar bonsai yang cukup stabil. Selain sering melayani pelanggan dari dalam Kota Tulungagung, tidak jarang datang pembeli yang berasal dari luar kota, seperti Kediri, Jombang, dan Mojokerto. Bahkan ada juga pelanggan yang datang dari luar pulau, Kalimantan dan Lampung.
“Saya menekuni 2018 tanggal 3 bulan Februari dan alasannya dulu hobi juga waktu SMA pun hobi juga” ujar Opin Indarto.
Sebagai pegiat bonsai Opin berharap, setiap tahun di Kabupaten Tulungagung ada kontes atau pameran bonsai. Karena hal tersebut bisa memberikan semangat bagi petani dan pegiat bonsai untuk terus berkarya, serta lebih mengenalkan keindahan bonsai pada Masyarakat.(bon/dan).