Kediri, jurnalmataraman.com, Pemerintah Desa Ngancar kali ini turut bekerjasama dengan Universitas Airlangga turut menggelar pelatihan pengelolaan limbah nanas. Desa Ngancar merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Kediri bagian selatan yang memiliki salah stau potensinya adalah buah nanas. Budidaya nanas merupakan salah satu pilihan yang tepat apabila memiliki lahan untuk bercocok tanam terutama yang letaknya di Desa – Desa yang berada di kaki Gunung Kelud seperti Pandantoyo, Margourip, Sempu, Sugihwaras dan sekitarnya karena kondisi tanahnya yang menunjang pembudidayaan nanas dengan kualitas bagus.
Kegiatan yang bertempat di Balaidesa Ngancar ini diikuti oleh para petani nanas, peternak dan tamu undangan lainnya yangmerupakan warga sekitar Desa Ngancar.
Pada kesempatan ini, Ketua Pelaksana turut menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Universiti Putra Malaysia, Malaysia dan Universitas Airlangga akan membantu pengembangan masyarakat di Desa Ngancar yang mentargetkan pengelolaan limbah nanas.
Prof. Dr. PURKAN, M.Si. selaku Ketua Panitia mengatakan Tak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Desa Ngancar karena telah bekerjasama selama ini khususnya guna biokonversi limbah pertanian menjadi produk bernilai tambah.
Kepala Desa Ngancar EDY SUPRAPTO, S.H., M.M. juga menyampaikan selamat datang dari Universiti Putra Malaysia, Malaysia dan Universitas Airlangga yang sudah datang ke Desa Ngancar. Dimana projek ini nantinya akan memanfaatkan limbah dari perkebunan nanas yaitu daun nanas.
Disampaikan salah satu petani asal Desa Ngancar bahwa selama ini pemanfaatan limbah daun nanas sudah dilakukan namun kurang maksimal sehingga melalui kegiatan seperti ini para petani bisa mendapatkan banyak ilmu baru yang dapat dimanfaatkan sehingga limbah daun nanas bisa berguna memiliki nilai ekonomis tinggi.
Hasil fermentasi daun nanas yang sudah siap dijadikan pakan ternak salah satunya pada hewan sapi. Untuk diketahui l teknologi silase mengacu pad proses pengawetan tanaman hijau melalui anaerobik fermentasi, biasanya dalam silo stau struktur penyimpanan lainnya. Teknologi ini banyak digunakan di bidang pertanian untuk membuat makanan ternak terutama pada saat ketersediaan Tumbuhan Hijau yang rendah atau kondisi cuaca yang buruk.
Teknologi yang diterapkan ini nantinya juga memungkinkan para petani untuk memanen dan menyimpan makanan ternak pada saat kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pengeringan atau metode pengawetan lainnya. (trias/ar)