Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Permasalahan yang sama terus terjadi selama bertahun-tahun dalam program Bantuan siswa miskin (BSM) di Kabupaten Tulungagung. Seperti, keterlambatan distribusi hingga ukuran seragam yang masih tidak sesuai dengan usulan siswa.
Waka Kurikulum, SMPN 3 Tulungagung, Achmad Saikhu mengatakan, sejak tahun pertama dijalankannya program BSM pada 2017, pihaknya hanya menerima barang dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) tanpa ada campur tangan dari pihak sekolah. Selama ini pihaknya merasa masih terdapat kekurangan yang terus terjadi pada setiap tahunnya.
“Mulai dari keterlambatan distribusi dan segi kualitas dari bahan yang digunakan, meski sebenarnya tahun ini sudah cukup bagus,” tuturnya.
Saikhu menjelaskan bahwa siswa sekolahnya pada tahun ini ada sekitar 300 siswa yang mendapatkan BSM. Untuk kelas 7, mendapatkan barang senilai Rp 700 Ribu setiap siswa. Sedangkan untuk kelas 9 mendapat barang senilai Rp 250 Ribu.
“Uang yang didapatkan siswa akan ditukar dengan barang, seperti seragam lengkap, topi, dasi, ikat pinggang, kaos kaki, sepatu hingga tas, sesuai dengan kebutuha siswa yang diusulkan,” jelasnya.
Saikhu mengusulkan agar BSM dikelola oleh pihak sekolah, melihat permasalahan program BSM yang terus terjadi pada tiap tahunnya. Jika BSM dikelola oleh sekolah masing-masing tentu akan jauh lebih efektif dan tepat sasaran.
“Terpenting adalah BSM ini bisa tetap sasaran kepada siswa yang benar membutuhkan. Selain itu kebutuhan siswa bisa tecukupi dan tentunya harus tepat waktu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SDN 4 Kampungdalem, Muhadi mengatakan, memang dari segi kualitas barang serta kecepatan pendistribusian barang tahun ini terbilang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun pihaknya masih menjumpai adanya permasalahan pada program BSM seperti ukuran seragam yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan para siswanya.
“Selain itu juga masih ada ketidaksesuaian data siswa yang diusulkan mendapatkan BSM dengan kartu e-Money yang dibagikan. Permasalahan seperti ini, masih kami jumpai, padahal masalah itu sudah terjadi sejak tahun-tahun lalu dan belum ada perubahan,” pungkasnya. (mj/ham)