Trenggalek, jurnalmataraman.com – Bencana tanah gerak yang terjadi di Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek semakin memburuk. Tanah bergerak menyebabkan longsor yang meluas hingga mencakup area seluas 10 hektare. Saat ini, sebanyak 199 warga telah diminta untuk mengungsi ke posko pengungsian yang telah didirikan. Selain itu, 38 rumah dilaporkan terdampak tanah gerak tersebut.
Kepala BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi, melaporkan situasi ini dengan prihatin. Masyarakat tidak hanya mengungsi, namun juga melakukan pengosongan rumah dengan mengevakuasi barang berharga dan hewan ternak yang masih tertinggal. Pasalnya, kondisi rumah mereka sudah rusak parah dan tidak dapat dihuni lagi.
“Saat ini yang terdampak 38 rumah 43 KK dan 119 jiwa, dari 119 jiwa ini warga mengungsi di berbagai desa lain. Dari keseluruhan paling banyak di lokasi di Desa Ngerandu,“ ujar Stefanus Triadi, Kepala BPBD Trenggalek.
Sementara itu, Sulastri salah satu warga yang terdampak mengungkapkan bahwa ia hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialami keluarganya. Rumah yang sebelumnya dihuni kini harus mereka ikhlaskan.
“Empat rumah sudah roboh, para warga tidak berani kembali ke desa, untuk kedepannya belum tahu dan belum mempunyai lokasi yang sesuai, “ imbuh Sulastri.
Hingga saat ini, seluruh warga yang terdampak tanah gerak memilih tinggal di posko pengungsian. Mereka khawatir jika longsor susulan yang lebih besar akan terjadi.
Penulis : Hammam Defa
Editor : Nathan Adrian
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa