Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Warga di dua RT Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, mengeluhkan banjir yang bercampur limbah dari Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong. Pasalnya, limbah tersebut berwarna hitam, mengeluarkan asap hingga mengeluarkan aroma tidak sedap, (26/10/2022).
Salah satu warga terdampak, Siti Heni Setyowati (28) mengatakan, banjir yang bercampur dengan limbah sudah terjadi sejak Jumat 21 Oktober 2022. Meski sempat surut pada Sabtu 22 Oktober 2022 sore.
“Tapi pada Minggu 22 Oktober 2022, banjir bercampur limbah terjadi lagi sampai hari ini. Bahkan ketinggian air mencapai perut orang dewasa hingga memasuki rumah warga,” tuturnya.
Heni menjelaskan, jika banjir biasa tidak mungkin air itu berwarna hitam, mengandung minyak, air panas dan mengeluarkan bau yang menyengat. Kondisi ini disebabkan karena air banjir bercampur dengan limbah.
“Anehnya air yang bercampur limbah itu datangnya magrib,” jelasnya.
Hal sama diungkapkan warga lainya, Subroto (58) menambahkan, banjir bercampur limbah ini terjadi di dua RT Desa Sidorejo dan Desa Panggungrejo, Kecamatan Kauman. Limbah ini berasal dari PG Modjopanggoong, yang berada di dekat pemukiman warga.
“Ada ratusan lebih warga yang terdampak banjir bercampur limbah pabrik ini,” imbuhnya.
Broto mengungkapkan, biasanya banjir yang bercampur limbah terjadi ketika pabrik melakukan giling tebu. Banjir bercampur limbah ini membuat tanaman mati seketika.
“Jelas air ini dari limbah pabrik. Sekarang banyak warga yang mengalami gatal-gatal dan nafas yang terganggu akibat bau yang muncul dari banjir bercampur limbah,” ungkapnya.
Bahkan akibat banjir yang bercampur dengan limbah, membuat warga tidak bisa tidur dengan nyenyak. Selain itu, warga tidak bisa beraktivitas dengan normal. Karena melakukan pembersihan banjir di rumah masing-masing.
“Ketika banjir becampur limbah terjadi, pagi hari warga harus bersih-bersih. Tapi sore terjadi banjir bercampur limbah lagi. Ini membuat warga kesulitan. Apalagi dari pabrik belum ada penanganan,” paparnya.
Sementara itu, Humas PG Modjopanggoong, Aziz Rahman membenarkan bahwa limbah bercampur banjir yang terjadi di pemukiman warga, memang dari PG Modjopanggoong. Namun, pihaknya memastikan bahwa limbah tersebut aman.
“Itu air jatuhan pendingin ketel, kondisi air aman tidak berbahaya. Meskipun temperatur air yang keluar hangat dan memunculkan bau tidak sedap jika bercampur dengan lumpur,” terangnya.
Menurut Aziz, kejadian ini baru pertama kali. Limbah yang meluap ke pemukiman warga dan bercampur dengan banjir, disebabkan akibat tingginya debit air Sungai Song. Sehingga limbah yang keluar tidak bisa mengalir ke selatan, akibat debit air Sungai Song tinggi.
“Kami akan segera mengecek ke lokasi, apakah ada penyumbatan di saluran pembuangan. Selain itu, kami akan koordinasi dengan wilayah hingga desa untuk mengatasi dampak ini,” pungkasnya.