Kediri, jurnalmataraman.com – BMKG memprediksi secara umum Indonesia akan menuju Fenomena La Nina pada periode Juli, Agustus, dan September 2024. Menyikapi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri telah menyiapkan beberapa peralatan untuk mengantisipasi segala kejadian akibat Fenomena La Nina diantaranya gergaji mesin, tali tambang, lampu, dan berbagai macam alat keselamatan.
Operator Pusat Pengelola Data dan Informasi (Pusdalops) BPBD Kota Kediri Jaenal Arifin mengatakan, semua peralatan sudah dipersiapkan. Seperti tahun sebelumnya peralatan yang sering digunakan adalah gergaji mesin, karena seringkali terjadi pohon tumbang.
“Untuk persiapan kami kegiatannya ada beberapa peralatan penunjang kinerja dalam antisipasi bencana hidrometeorologi diantaranya ada vertical rescue, pompa air, dan lainnya,” ujar Jainal Arifin Operator Pusdalops BPBD Kota Kediri.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri juga mengantisipasi bila badai La Nina yang bisa menyebabkan peningkatan curah hujan yang ekstrem dan dapat mengganggu musim tanam dan panen.
Kepala DKPP Kota Kediri Muhammad Ridwan mengatakan, akibat badai La Nina ini ditakutkan produktivitas pertanian dapat menurun, sehingga mempengaruhi pasokan dan menyebabkan kenaikan harga pangan. Pihaknya juga telah melakukan tindakan preventif dengan menyerap informasi dan kendala para petani.
“Sesuai infromasi yang telah kami terima dari BMKG dimungkinkan akhir tahun ini ada La Nina yang dampaknya mengalami curah hujan tinggi khususnya wilayah Indonesia bagian timur dan utara, kami mengantisipasi mengajak para petani untuk mempersiapkan kondisi tanamannya agar tidak terjadi masalah yang timbul di usaha pertaniannya,” ungkap Muhammad Ridwan Kepala DKPP Kota Kediri.
Untuk diketahui di Kota Kediri luas lahan pertanian sekitar 2.300 hektar di tiga kecamatan. Lahan pertanian di Kecamatan Mojoroto dan lahan perkebunan mayoritas berada di Kecamatan Pesantren. (ben/sal)