Tulungagung, jurnalmataraman.com – Cuaca buruk berupa angin kencang disertai gelombang tinggi yang terjadi di perairan Samudera Hindia, khususnya di wilayah selatan Kabupaten Tulungagung, membuat para nelayan di Teluk Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki, memilih untuk tidak melaut. Kapal-kapal nelayan, terutama kapal jaring slerek, lebih memilih ditambatkan di sekitar Teluk Popoh.
Kondisi ini menyebabkan sebagian besar nelayan enggan untuk melaut. Hanya sebagian kecil nelayan pemancing yang nekat melaut, meskipun hasil tangkapan ikan mereka jauh lebih sedikit dibandingkan saat cuaca normal.

Salah seorang nelayan, Jumariyanto, mengungkapkan bahwa cuaca buruk ini telah berlangsung selama lima hari terakhir. Di wilayah perairan sekitar 4 mil laut dari pelabuhan, ketinggian ombak mencapai 2 meter. Sementara di tengah laut, dengan jarak 10 hingga 15 mil, ketinggian ombak bahkan bisa mencapai 3 meter.
“Sekarang cuaca lumayan buruk angin kencang dan ombak, sebagian besar nelayan memilih berhenti sementara hingga cuaca normal seperti biasa tetapi saat ini tetap ada yang mencari ikan dilaut meskipun hasil tangkapannya sedikit,” ungkap Jumariyanto, Nelayan.
Sementara itu, berdasarkan informasi peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada tanggal 6 hingga 9 Februari, tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan Tulungagung dan sekitarnya. BMKG mengimbau para nelayan dan masyarakat pesisir untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas melaut jika tidak mendesak.
Editor : Fikri Fadhlul A.
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa