Kediri, jurnalmataraman.com – Gabungan elemen mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Rektorat Kampus. Dalam aksi tersebut, mereka menuntut transparansi dalam penyesuaian efisiensi anggaran, terutama terkait fasilitas kampus dan anggaran mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga mendesak perbaikan dalam mekanisme program BTQ dan PIBD serta meminta kejelasan terkait transisi IAIN menuju Universitas Islam Negeri (UIN).
Ahmad Yusuf Muzakki, Koordinator Lapangan aksi tersebut, mengungkapkan bahwa mahasiswa menerima banyak aduan terkait dampak efisiensi anggaran yang menghambat kegiatan akademik, banyak keluhan mengenai mekanisme perkuliahan dan teknis yang menghambat kegiatan mahasiswa dalam lingkup perkuliahan.
“Ada lima tuntutan dari kami, kami menuntut kejelasan dari pihak rektorat terkait dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di beberapa fakultas. Selain itu, kami juga meminta transparansi anggaran serta perbaikan mekanisme BTQ dan PIBD yang selama ini menjadi hambatan bagi mahasiswa terutama di bidang fasilitas kampus dan anggaran mahasiswa, Tapi karena memang minimnya publikasi dari kampus, sehingga kami mencari SK-nya cukup sulit,” ungkapnya.
Selain itu, massa aksi juga mendesak Rektor IAIN Kediri untuk segera mengeluarkan Surat Keputusan (SK) sanksi yang tegas kepada pelaku pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus. Hal ini menjadi salah satu tuntutan utama mahasiswa, mengingat lambannya penanganan kasus tersebut.
Dimyati Huda, Wakil Rektor 3 IAIN Kediri, turut hadir dalam aksi ini dan menerima tuntutan dari mahasiswa. Dalam orasinya, para demonstran membawa berbagai poster yang berisi tuntutan dan aspirasi mereka. Aksi ini semakin memanas dengan pembakaran ban bekas sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap penanganan kasus pelecehan seksual yang dinilai lamban.
“Terkait kasus pelecehan seksual yang melibatkan oknum dosen di lingkungan kampus, kami berkomitmen untuk menindak oknum dosen yang melakukan pelecehan seksual, sedangkan terkait efisiensi, pihaknya membenarkan adanya sejumlah fasilitas kampus tidak berjalan serta pemangkasan anggaran mahasiswa sebesar 30 persen, hal ini juga termasuk perjalanan dinas dosen, seminar, dan sebagainya,” ujarnya.
Massa aksi menegaskan bahwa mereka akan terus memperjuangkan hak-hak mereka dan mendorong pihak kampus untuk lebih responsif terhadap masalah yang terjadi di lingkungan IAIN Kediri.
Editor : Fikri Fadhlul Aziz
Ikuti WhatsApp Channel JTV Kediri dan dapatkan informasi terbaru dengan klik link berikut s.id/jtvkediriwa