Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Ribuan masyarakat Tulungagung tercatat sebagai orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Bahkan beberapa diantaranya dalam kondisi di pasung, (26/12/2022).
Sub Koordinator Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Heru Santoso mengatakan, pada 2022 tercatat ada 2.613 orang yang mengalami ODGJ di Tulungagung. Hal itu didapat dari laporan 32 puskesmas di Tulungagung.
“Namun 2.613 ODGJ itu rata-rata sudah mandiri. Mungkin hanya 5 persen yang belum mandiri,” tuturnya.
Heru menjelaskan, untuk kesembuhan ODGJ itu masih sangat sulit. Apalagi jika penananan dan pengobatan ODGJ terlambat.
“Ketika seseorang didiagnosa ODGJ dan sudah mendapatkan perawatan selama 6 bulan maka potensi kesembuhan cukup tinggi. Namun yang terjadi banyak ODGJ yang terlambat mendapatkan penanganan. Karena masih banyak keluarga yang mengganggap ODGJ adalah aib,” jelasnya.
Banyaknya masyarakat yang mengganggap ODGJ adalah aib, membuat ODGJ harus disembunyikan dari lingkungan. Bahkan masih ada ODGJ yang terpaksa dipasung oleh keluarganya sendiri.
“Kami mencatat sebanyak 68 ODGJ sudah terbebas dari pasung di Tulungagung, dan sampai saat ini kami masih melakukan monitoring. Namun saat ini ada empat ODGJ yang masih dalam kondisi dipasung oleh keluarganya sendiri,” paparnya.
Menurut Heru penyebab ODGJ dipasung diantaranya, keluarga masih menggangap ODGJ sebagai aib, ODGJ pernah melakukan bentuk kekerasan atau perusakan. Sehingga pihak keluarga memilih untuk memasung.
“Untuk menghilangkan stigma terhadap ODGJ itu masih sulit di masyarakat. Maka dari itu memang harus ada edukasi secara terus-menerus agar bisa menghilangkan stigma terhadap ODGJ,” terangnya.
Heru juga menjelaskan, sepanjang 2022, pihaknya telah mencatat ada sekitar 7 ODGJ meninggal akibat bunuh diri. Dimana sebelumnya, ODGJ tersebut juga seringkali melakukan percobaan bunuh diri, namun masih bisa digagalkan.
“Sebenarnya ODGJ tersebut dilakukan pengawasan secara ketat, tapi masih saja kecolongan. Rata-rata ODGJ yang melakukan bunh diri disebabkan karena halusinasi yang dialaminya,” pungkasnya.