Tulungagung, Jurnalmataraman.com, Guru TK se Kecamatan Tulungagung yang selamat dalam insiden kecelakaan bus di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar pada tiga tahun lalu, melakukan doa bersama 1.000 hari di TK Negeri Pembina, (2/09/2022).
Ketua Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Kabupaten Tulungagung, Tri Winarni mengungkapkan, kegiatan kali ini bertujuan untuk mengirim doa 1.000 hari bersama untuk guru-guru TK di Kecamatan Tulungagung yang telah meninggal akibat musibah Kesamben pada 7 Desember 2019 silam.
“Semoga guru-guru yang meninggal akibat insiden Kesamben bisa khusnul khotimah. Makanya dalam momentum 1.000 musibah Kesamben, kami melakukan doa bersama,” ungkapnya.
Perempuan yang juga menjadi korban insiden bus Kesamben itu menjelaskan, dalam musibah nahas itu, setidaknya ada 4 guru yang meninggal dunia. Yakni almarhum SF, KS, AT dan TS. Sedangkan 46 guru TK lainya, mengalami luka berat dan ringan akibat peritiwa kecelakaan bus tersebut.
“Saya merupakan salah satu korban yang selamat dalam insiden tersebut, dan itu sungguh di luar nalar saya. Karena ketika kecelakaan, saya terpental ke kiri dan ke kanan ketika bus terguling ke dalam jembatan. Ketika bus sudah ke dasar jembatan, akhirnya saya bisa keluar melalui pintu depan bus,” tuturnya.
Tri mengatakan, atas kejadian itu dia mengalami trauma cukup lama dan masih terbayang-bayang. Bahkan beberapa korban kejadian tersebut, juga harus berobat ke spiritual untuk bisa pulih kembali secara mental dan rohani.
“Kalau mengingat peristiwa itu, saya langsung istigfar. Karena kecelakaan itu membuat saya trauma berat. Meskupun pada saat itu saya hanya mendapatkan luka ringan dan jahitan di bebrapa tubuh saya,” pungkasnya. (am/mj)