Blitar, jurnalmataraman.com – Sedikitnya 6.000 ton jagung ini didatangkan dari Kabupaten Bima dan Dompu Nusa Tenggara Barat.
Ribuan ton jagung tersebut, disimpan di Gudang Bulog Kabupaten Blitar, untuk memenui kebutuhan pakan peternak ayam.
Ribuan ton jagung tersebut di datangkan juga mengantisipasi kelangkaan jagung jika panen raya usai. Pasalnya Kabupaten Blitar sebagai penghasil telur terbesar di Indonesia.
Kusus di Kabupaten Blitar sendiri, kebutuhan jagung untuk peternak perhari sebanyak 1.200 ton. Penyerapan jagung dari Bima tersebut untuk mengantisipasi kelangkaan dan mengantisipasi naiknya harga jagung.
Kepala Bapanas Arif Prasetyo mengatakan penerimaan jagung hasil penyerapan dari Kabupaten Bima tersebut, dilakukan untuk mengatasi kebutuhan jagung di Kabupaten Blitar.
“Jadi gini, jagung ya kemaren itu harga awalnya 4200 sebelumnya 3150, sehingga para petani itu gak berdaya melakukan serapan. Nah, hari ini jagung itu udah naik ke 4000 naik lagi ke 5000. Kenapa demikian, supaya temen-temen di sentra produksi jagung itu terus semangat. ” ujar Arif Prasetyo.
Sementara perwakilan peternak Blitar Rofi Yusifun mengaku jagung serapan dari Bima untuk kebutuhan pakan para peternak di Blitar Tulungagun Kediri dan Malang. Pasalnya jagung lokal tidak memadai untuk Kebutuhan Peternak Ayam.
“Ya, kurang lebih yang diangka 5000 perkilogram. 15 sampai 16 kemudian tidak ada jamur. Jagung Bulog asal dari NTB, Bima dan Dompu ini masuk kepada peternak, peternaknya yaitu Blitar, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, dan Malang.” ujar Rofi Yasifun.
Sementara, saat ini harga jagung yang diserap dari Bima hanya diharga 4500, sedangkan harga jagung lokal 5000 sampai 6000 perkilo. Dengan adanya penyerapan jagung dari Bima tersebut, maka kesetabilan pakan bisa teratasi dan harga telur bisa kembali normal tidak naik turun. (asf/ul).