Trenggalek, jurnalmataraman.com – Bencana kekeringan di Jawa Timur telah berlangsung selama empat bulan terakhir, dengan 27 kabupaten dan kota mengeluarkan status tanggap darurat. Kepala BPBD Jawa Timur, Gatot Subroto, mengungkapkan bahwa wilayah terparah terdampak adalah Kabupaten Bojonegoro, yang mencakup 105 desa.
Kabupaten Trenggalek juga tidak luput dari dampak serius, di mana sekitar 70 desa dan kelurahan mengalami kekeringan parah. Kondisi sumur di kawasan permukiman di Trenggalek telah mengering, menyulitkan warga untuk mendapatkan air bersih.
Kepala BPBD Jatim Gatot Subroto menjelaskan bahwa curah hujan di Jawa Timur saat ini masih cukup rendah, yang berdampak pada belum berkurangnya jumlah wilayah yang mengalami krisis air. Dalam upaya mengatasi masalah ini, BPBD di 27 kabupaten dan kota terus menggelontorkan bantuan air bersih, yang akan dilakukan hingga kondisi kekeringan membaik.
“Di wilayah Klayen sudah ada hujan angin dan dari potensi itu sudah terjadi beberapa bencana intropologi baik itu banjir maupun angin puting beliung tetapi saat ini kami tetap dalam penanganan penyuluhan air bersih,” ujar Gatot Subroto.
Warga Desa Sumberejo, Sringatin, mengungkapkan bahwa mereka sangat bergantung pada bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Namun, seringkali jumlah pasokan yang tersedia terbatas, memaksa warga untuk membeli air dari sumber lain.
Kondisi ini menekankan pentingnya langkah mitigasi bencana dan pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif di daerah-daerah terdampak.
Sebanyak 27 Kabupaten Kota Di Jawa Timur Masih Dilanda Kekeringan
Penulis : Hammam Defa
Editor : Fitri Oktaviana