Kediri,jurnalmataraman.com – Ratusan Mahasiswa dari pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Kediri, menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Kabupaten Kediri, menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) Rabu sore.
Selain memblokir jalan di depan Gedung DPRD, Mahasiswa juga membawa berbagai poster dan tuntutan, yang isinya menolak program TAPERA, revisi UU TNI-POLRI, dan pembatasan media dalam liputan investigasi.
Dalam orasinya, Mahasiswa menilai jika TAPERA hanya akan menyengsarakan rakyat. Karena penghasilan rakyat kecil yang tidak seberapa, namun masih harus dipotong program TAPERA.
Aksi sempat memanas, ketika Ketua DPRD Kabupaten Kediri Dodik Purwanto tersinggung dengan orasi Mahasiswa, yang dinilai menyenggol marwah dari Partai Ketua DPRD Kabupaten Kediri.
Dodik Purwanto emosi dan mengeluarkan kata-kata keras kepada Mahasiswa, jangan menyebut atau menyenggol marwah Partai. Mahasiswa yang sempat terpancing sempat merangsek maju. Namun aksi mereka setelah Ketua DPRD langsung meninggalkan Mahasiswa dan masuk kedalam.
Mahasiswa juga menggelar aksi treatikal, yang menggambarkan suara rakyat kecil dikebiri dan dibungkam, jika ada yang mengkritik akan berhadapan dengan pemerintah.
“kami menolak pembahasan revisi uu tni-polri, karena merusak demokrasi karena mengancam kebebasan warga sipil. karena tni akan bisa mengambil alih posisi sipil dan dikhawatirkan alam kembali kepada dwifungsi tni. selain itu tni juga bisa melakukan operasi militer selain perang tanpa persetujuan presiden.” Shelfin Bima Prakasa.
Aksi diakhiri dengan pembakaran ban, sebagai simbol matinya hati nurani seorang Pejabat, dan Mahasiswa membacakan tuntutan. (rof/kis)