Blitar, jurnalmataraman.com – Maraknya pedagang sayuran dadakan yang menempati Trotoar dan Bahu Jalan Di Kawasan Pasar Tradisonal Srengat Kabupaten Blitar, menyebabkan Masyarakat resah. Selain mereka merampas hak pejalan kaki dan pengendara bermotor, juga menyebabkan Kios dan Los dalam Pasar Mangkrak, ditinggal pedagang.
Pasalnya, sebagian besar pedagang yang berjualan di Trotoar dan Bahu Jalan tersebut, merupakan para pedagang yang sebelumnya menempati Kios dan Los dalam pasar. Akibatnya pasar menjadi sepi pengunjung dan beberapa pedagang yang masih bertahan menempati Kios dan Los, jarang dikunjungi pembeli.
Meski upaya penertiban kerap kali dilakukan oleh Petugas Gabungan Disperindag, Satpol PP, TNI dan Polri, namun para pedagang liar ini masih saja nekat berjualan.
“ Nah ini karena pedagang liar yang di Trotoar dan jalan Bahu Jalan itu tidak pernah digusur, dan kemarin waktu digusur juga kembali lagi dibiarkan aja. Terutama Pegawainnya, juga tidak tegas dalam menjalankan perintah Pimpinan.” ujar Harko
Sementara itu Sunarto, seorang Pedagang Sembako, Pasar Srengat, mengaku, sulit menjaring pelanggan, karena pengunjung yang pasar sepi, banyak Kios dan Los pasar ditinggal pedagang, memilih berjualan di Trotoar Kawasan Pasar. Dengan nada keras, ia meminta Pemerintah Daerah tegas dalam bertindak menertibkan pedagang, agar pasar kembali ramai.
Diketahui, saat ini lebih dari seratus Kios dan Los di Pasar Tradisonal Srengat, kosong alias mangkrak, padahal Pemerintah telah menggulirkan anggaran membangun mencapai Milyaran Rupiah. Akibatnya pihak pasar sendiri kesulitan dalam memenuhi target Restribusi. (asf/bel)