KEDIRI,jurnalmatraman.com – Menjelang Idul Fitri, produsen jajanan tradisional di Kabupaten Kediri, khususnya permen tape, mengalami lonjakan pesanan yang signifikan. Meskipun jajanan modern semakin populer, jajanan jadul berbahan dasar tape ini tetap bertahan dan bahkan semakin digemari. Selama bulan puasa tahun ini, penjualan permen tape milik Wiwin, seorang produsen di Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa.
Wiwin mengungkapkan bahwa permintaan permen tape produksiannya melonjak tajam menjelang Lebaran.
“Tidak hanya dari Kediri dan sekitarnya, permintaan datang dari luar daerah seperti Jombang hingga Sumatera,” ujarnya.
Permen tape buatannya memiliki daya tarik tersendiri karena dibuat secara tradisional menggunakan bahan-bahan alami, seperti tape, kelapa, dan gula. Camilan ini memiliki tekstur lebih lembut dibandingkan permen tape lainnya yang cenderung keras.

Untuk memenuhi lonjakan permintaan, Wiwin terpaksa menambah jumlah produksi dan tenaga kerja. Selain dibantu oleh anaknya, kini ia juga mempekerjakan sekitar 10 orang untuk pengemasan dan 2 orang untuk memasak agar pesanan dapat diproses lebih cepat.
Dalam sehari, Wiwin dan timnya dapat memproduksi sekitar 20 kali adonan, dengan setiap adonan mengandung 2,5 kg tape, 3 kg gula, dan 2 kg kelapa. Hasilnya, sekitar 5 kg permen tape siap jual.
Dengan harga Rp 40 ribu per kilogram, pelanggan bisa mendapatkan sekitar 1.000 butir permen tape berkualitas. Pesanan yang membeludak ini membuat Wiwin harus lebih cermat dalam mengatur bahan baku agar tetap tersedia dan proses produksi tetap lancar.
(editor : Trias M.A)