Kediri, jurnalmataraman.com – Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang merupakan program pemerintah, saat ini langka di beberapa pasar tradisional di Kota Kediri. Menyikapi hal itu, Perum Bulog Kediri angkat bicara bahwa pasokan beras SPHP di beberapa toko pasar tradisional di wilayah kerja, memang dihentikan atau di blacklist.
Untuk pasar tradisional di wilayah Kabupaten Nganjuk dihentikan pasokannya pada bulan Januari, kemudian untuk Kabupaten kediri dihentikan bulan Februari, dan Kota kediri dihentikan pada bulan Maret.
Kepala Perum Bulog Kediri Imam Mahdi mengatakan dengan dihentikan pasokan ke pedagang, sebagai gantinya dimasing – masing pasar tradisional dibuatkan toko TPID yang dikhususkan untuk menjual beras SPHP. Hal itu dilakukan, karena sebelumnya banyak pedagang yang menerima pasokan beras SPHP dari Perum Bulog, menaikkan harga diatas HET beras SPHP.
“Sebenarnya ada di pasaran, jadi kalo kita melihat di pasar internasional memang mulai bulan Januari itu di kabupaten Nganjuk sudah mulai ada blacklist” ujar Imam Mahdi.
Untuk diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah memutuskan untuk menaikkan Harga Eceren Tertinggi (HET) beras Bulog merek SPHP semula 10.900 rupiah per kilogram, atau 54.500 rupiah per 5 kilogram, menjadi 12.500 rupiah per kilogram atau 62.500 per 5 kilogramnya.
Kenaikan HET beras SPHP itu dilakukan, lantaran biaya produksi beras saat ini ada penyesuaian, Dengan demikian diharapkan dengan adanya kenaikan HET itu, petani bisa lebih mendapatkan lebih banyak untung. (ben/ul).