Menurut kadis pertanian Nganjuk, tahun ini jumlah pupuk bersubdisi di Nganjuk dikurangi, berdasarkan keputusan Menteri Pertanian tahun 2024. Diantaranya pupuk urea tahun 2024 ini turun 47 persen, atau dari 36 ribu ton di tahun 2023, kini tahun 2024 menurun jadi 18 ribu 800 ton.
Dan pupuk subsidi jenis NPK tahun 2024 turun hingga 67 persen, atau menjadi 12 ribu 900 ton, dibanding tahun 2023 capai 21 ribu 600 ton. Atas penurunan jatah pupuk subsidi itu, berdampak pada hasil produksi petani, yang merosot hingga 25 persen.
Untuk itu, Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, berharap kepada Kementrian Pertanian, untuk bisa mengembalikan subsidi pupuk, supaya hasil produksi petani kembali normal.
“Memang Keputusan dari Menteri Pertanian tahun 2024 APBN kita dikurangi, untuk jatah area tahun 2023 itu berkurang 47 persen. Sementara untuk NPK justru banyak berkurang 67 persen di banding tahun 2023,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi berkurangnya subsidi pupuk, petani dapat menggunakan pupuk cair organic, yang harganya lebih murah, dan pihak dinas mensupport pembuatan pupuk organik karya petani.(asr/tsy)