Madinah, jurnalmataraman.com, Cuaca panas masih terjadi di Arab Saudi sejak awal Mei hingga bulan September saat ini cuaca panas rata-rata menunjukkan angka 40 derajat celcius atau lebih./ suhu panas ini menyebabkan banyak dari jamaah mengalami dehidrasi. Muthowif menyarankan agar jamaah lebih Banyak mengkonsumsi air minum.
Berbeda dengan di tanah air, suhu di Madinah siang hari bisa menyebakan kelembaban udara di Madinah lebih rendah.
Kelembapan udara rendah bisa mengakibatkan panas terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Padahal jika bisa keluar Keringat akan menstabilkan suhu tubuh.

Tour Leaders Muslimah Travel Ustadz sugeng menyampaikan kepada jamaah agar mewaspadai suhu panas selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
“ Sara saya jamaah banyak minum vitamin dan air putih. Karena dengan demikian tubuh kita akan selalu terjaga.” Kata Ustadz Soegeng Rianto Tour Leaders Muslimah Travel.

Hal senada juga disampaikan Faisal warga Madinah bahwa cuaca panas di Madinah terjadi sudah sejak mamsuki awal Mei lalu.
“ Jamaah Umrah bisa menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi serta banyak minum air, Buah, Madu dan Vitamin. “ Kata Faisal Warga Madinah.
Terdapat beberapa penyakit yang timbul karena cuaca panas Madinah dan dialami oleh jemaah umrah tanah air, pertama yaitu infeksi saluran pernapasan dengan gejala yang sering muncul yaitu batuk.
Kedua dehidrasi yang cukup serius. Kelembaban udara Madinah yang rendah, sering kali membuat jemaah haji tidak merasa langsung haus saat beraktifitas di luar ruangan. Gejala yang sering di alami jemaah yang mengalami dehidrasi yaitu pusing.
Oleh karena itu disarankan setiap 1 jam harus minum air 250 mili liter dilakukan bertahap seperti sekali minum cukup dua atau tiga teguk air secara perlahan karena Hal ini bisa mencegah tenggorokan kering sehingga tidak memicu batuk. (asf/ar)