Blitar, jurnalmataraman – Putri Presiden Pertama Republik Indonesia, Kartika Sari Dewi Soekarno melakukan ziarah ke makam sang ayah Ir. Soekarno di kompleks Makam Bung Karno Kota Blitar. Ia datang bersama putra semata wayangnya Frederik Kiran Soekarno Seegers, dalam suasana yang tenang dan penuh khidmat.
Berbeda dari kunjungan kenegaraan atau acara protokoler Kartika dan putranya hadir tanpa pengawalan ketat. Mereka justru didampingi oleh Wali Kota Blitar, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar.
Frederik Kiran, putra Kartika, diketahui merupakan warga negara Indonesia dan Jepang dan kini menetap di Belanda. Keduanya tiba di pusara Bung Karno untuk berdoa dan menabur bunga sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh proklamator yang juga menjadi ayah dan kakek mereka.
Usai berdoa, Kartika dan putranya tampak terdiam dalam perenungan selama hampir 15 menit, seolah ingin menghayati dan mengenang kembali nilai-nilai perjuangan yang diwariskan Bung Karno.

Kepada awak media, Kartika menyampaikan bahwa dirinya telah beberapa kali mengunjungi Blitar sejak usia tiga tahun. Ia mengenang Bung Karno bukan hanya sebagai sosok ayah tetapi juga sebagai tokoh besar yang menginspirasi perjuangannya dalam kehidupan.
“Beliau adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan paling penting dalam dua puluh abad terakhir. Saya sangat bangga dengan warisan yang ditinggalkannya,” ungkap Kartika.
Ia juga menyebut bahwa Bung Karno bersama tokoh-tokoh besar lainnya seperti Bung Hatta dan Sutan Sjahrir telah menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di dunia yang memproklamasikan kemerdekaan usai Perang Dunia II.
“Indonesia adalah negara pertama yang memproklamasikan kemerdekaan setelah Perang Dunia II. Dan itu menginspirasi banyak negara di Asia Selatan untuk mengikuti jejak yang sama,” ujar Kartika, dalam pernyataan berbahasa Inggris.
Ziarah ini tidak hanya menjadi momen personal keluarga Bung Karno tetapi juga menjadi pengingat akan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan dan semangat kebangsaan yang diwariskan oleh para pendiri bangsa.
( Editor : Aldo & Wahyu Adi )